Ratahan Timur, BeritaManado.com – Memasuki Tahun 2020 ini Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) mulai mengarahkan pembangunan ke sektor pariwisata.
Hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat karena jika program ini berjalan baik maka bisa membawa dampak positif di bidang ekonomi.
Ini juga dipastikan bakal membuka jalan dan ruang bagi usaha lokal untuk berkarya dan mempromosikan produk yang mereka miliki.
Demikian halnya dengan Marlina Kolinug, salah satu designer lokal asal Desa Wongkai Kecamatan Ratahan Timur (Ratim) Mitra yang siap menunjang program pemerintah ini dengan berkontribusi lewat design busana dengan produk lokal, yakni kain batik ikat celup.
“Saya sangat mengapresiasi program Bupati James Sumendap karena secara tidak langsung ini akan bisa membuka ruang bagi kami para pengusaha lokal. Secara pribadi saya siap ambil bagian sukseskan program ini dengan menghadirkan busana lokal yang memiliki ciri khas daerah,” ungkap Marlina Kolinug, Senin (13/1/2019).
Kendati untuk tujuan ini, Pemkab Mitra diperkirakan masih membutuhkan waktu karena saat ini masih pada tahap penyiapan infrastruktur dasar penunjang pariwisata, namun Marlina sudah mulai komitmennya dengan menghadirkan busana Kain Batik Ikat Celup dengan motif Pohon Enau, khusus untuk para pecinta busana dengan stile yang fashionable dan juga tampil moderen.
Dirinya mengatakan, Kain Batik dengan tema Pohon Enau ini lahir dari sebuah keinginan dirinya untuk menciptakan sebuah busana yang beda dari yang biasanya.
“Sengaja saya memilih batik dengan motif pohon enau karena ini berbeda dari batik lain pada umumnya dan pohon enau juga merupakan ciri khas Desa Wongkai. Saya harap ide ini dapat diminati,” ujar Marlina.
Adapun untuk harga yang dipatok dikatakan Marlina, bervariasi dan disesuaikan dengan bahan dan tingkat kesulitan pekerjaan.
“Kemeja pria di kisaran Rp.200 ribuan, sementara untuk Dress Wanita di kisaran harga Rp.300 ribuan. Ini menyesuaikan dengan bahan yang akan dipakai karena biasanya ada bahan kombinasi,” jelas Marlina Kolinug.
Sementara untuk proses pengerjaan biasanya memakan waktu seminggu dari waktu pemesanan.
“Untuk design, kami buat sesuai dengan pesanan pelanggan. Akan tetapi untuk tema tetap, yakni kain batik dengan motif Pohon Enau,” pungkasnya.
(Jenly Wenur)