Sinyo Harry Sarundajang bersama Harley Mangindaan di sebuah kesempatan
Manado – Kepemimpinan Sinyo Harry Sarundajang (SHS) selama 10 tahun sebagai Gubernur Sulut dan Djouhari Kansil (DK) selaku Wakil Gubernur di 5 tahun mendampingi SHS tertanggal 20 September 2015 kemarin telah berakhir.
Diakhir masa jabatannya SHS-DK, berbagai keberhasilan yang telah dicapai selama 5 tahun memimpin Provinsi Sulut yang patut diacungi jempol.
Keberhasilan SHS-DK diantaranya di bidang ekonomi yang pernah maraih pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, namun karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia saat ini, pertumbuhan ekonomi sulut ikut terimbas menjadi 6,5 persen.
Selain itu, dimasa keduanya, Sulut meraih peringkat pertama terbaik nasional bebas buta aksara, dengan jumlah buta aksara hanya sebesar 0,47 persen. Begitu juga IPM peringkat ke tiga nasional di bawah DKI jakarta dan Jogya.
Khususnya dibidang ketenagakerjaan, angka pengangguran di sulut pada tahun 2011 berkisar pada angka 9,19 persen, dan turun menjadi 6,68 persen di tahun 2013.
SHS-DK pun sukses memprogramkan mega proyek jalan tol Manado-Bitung yang saat ini sedang dilaksanakan, yang berdampak positif terhadap transportasi antar kabupaten dan kota, dan menunjang terwujudnya kawasan industri KEK dan perluasan pelabuhan Bitung untuk menjadi pelabuhan internasional.
SHS pun dikenal memiliki segudang pengalaman diantaranya sebagai mediator antara kelompok Islam dan Kristen yang berseteru pada 1999-2001. Saat itu, SHS ditugaskan menjadi Gubernur Maluku dan Maluku Utara oleh Presiden Megawati Soekarno putri, untuk meredam konflik berdarah di daerah tersebut.
Di mata Harley Mangindaan, kepemimpinan SHS-DK perlu diapresiasi dan SHS khususnya merupakan figur panutan yang patut diperhitungkan sebagai calon pemimpin nasional masa depan.
Untuk pengalaman pribadi, Harley tidak lupa peran SHS yang mendorong dirinya hingga boleh bergelar Doktor.
“Pak SHS banyak berikan masukan kepada saya. Pengalaman beliau sangat banyak dan berharga untuk saya,”ungkapnya.
“Apalagi Pak Kansil yang mengawali karir politiknya dari seorang guru, hingga boleh mendampingi Sarundajang, Itu patut dicontoh bagi kita semua,”terang Mangindaan.
Setelah SHS-DK mengakhiri masa kepemimpinannya, roda pemerintahan Provinsi Sulut dipimpin oleh Sonny Sumarsono sebagai Penjabat Gubernur yang diketahui saat ini menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah (Otda) di Kemendagri.
Bertempat di kantor Kemendagri RI, Senin (21/9/15) kemarin, Sumarsono diambil sumpah dan janji oleh Mendagri Tjahjo Komlo, berdasarkan Keppres No. 99/P Tahun 2015 tentang pengesahan pemberhentian dengan hormat Gubernur dan Wakil Gubernur, tertanggal 16 September 2015. (LeKa)