Opa Usman Idris usai diwawancarai BeritaManado.com di pusat kota Tondano
Tondano, BeritaManado.com — Usman Idris (63) warga Kampung Jawa Tondano punya kisah inspiratif dibalik pekerjaannya sebagai kusir bendi (kendaraan tradisional Minahasa).
Diwawancarai BeritaManado.com, Sabtu (31/8/2024), Opa Usman sapaan akrabnya menuturkan sepenggal kisah perjalanan hidupnya.
Lahir di Kampung Jawa Tondano pada tahun 1961, Opa Usman melakoni debutnya sebagai kusir bendi sejak usianya baru 9 tahun pada tahun 1970.
Itu artinya pada tahun 2024 ini, Opa Usman sudah 54 tahun melakoni pekerjaannya tersebut.
Opa Usman mengaku, bahwa sejak dahulu sampai saat ini, pekerjaan sebagai kusir bendi yang menopang kehidupan keluarganya.
Soal rejeki dari pekerjaannya itu, Opa Usman mengaku apa yang didapat setiap hari selalu disyukurinya.
“Kehidupan kami keluarga sederhana saja. Namun demikian sebagai seorang Muslim, saya selalu menghidupkan nilai moral agama yang saya anut,” katanya.
Selain sebagai kusir bendi, kehidupan ekonomi Opa Usman dan keluarga sedikit terbantu dengan hasil garapan kebun warisan dari orangtuanya.
Terkait dengan profesi lain sebagai petani, Opa Usman juga secara spontan bicara soal kelangkaan pupuk, khususnya di daerah Tondano.
“Tak jarang pupuk untuk pertanian itu susah didapatkan. Bukan kehabisan stok, tapi kemungkinan adanya permainan dari oknum-oknum penjual yang sengaja menahan stok pupuk. Kalaupun dijual, itu dengan harga yang sedikit lebih diatas dari harga normal,” ungkap Opa Usman.
Ditambahkannya, Opa Usman berharap saat Minahasa dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati yang baru, agar kiranya lebih memperhatikan nasib para petani.
“Saya harap pemerintahan yang baru nanti mendapatkan solusi terbaik untuk mengatasi kelangkaan pupuk. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas produksi dapat terus meningkat,” ujarnya.
(Frangki Wullur)