Bitung, BeritaManado.com – Teater Sanggar Tangkasi bakal kembali mementaskan salah satu karya Leonardo Axel Galatang, Pengadilan Aturan.
Pementasan ini dijadwalkan akan digelar dua hari berturut-turut, yakni tanggal 1 dan 2 April 2022 di Gedung Kesenian Kota Bitung dan ini adalah Pentas Produksi ke-105 Sanggar Tangkasi.
Pengadilan Aturan sendiri adalah salah satu dari sepuluh karya Axel di dalam buku Selendang Sutra Jingga, Kumpulan Drama 2017 yang sudah pernah dipentaskan tahun 2017 dan rencananya akan kembali dipentaskan tahun 2019 namun terkendala pandemi COVID-19.
“Ide penulisan naskah ini spontan begitu saja. Saat itu saya sementara duduk-duduk di pintu Gedung Kesenian dan melihat laptop nganggur, kemudian menggunakan untuk mulai menulis apa yang ada di pikiran,” kata Axel saat Press Conference Pentas Produksi ke-105 Sanggar Tangkasi, Pengadilan Aturan di Blessing Hills, Minggu (27/3/2022).
Tidak hanya satu naskah, menurutnya, dalam tiga hari menulis non stop, ia berhasil merampungkan sepuluh naskah termasuk naskah Pengadilan Aturan yang sudah pernah dipentaskan tahun 2017.
Presiden Lima Perisai ini menceritakan, makna dari Pengadilan Aturan adalah impian dan harapan adanya sosok hakim yang memang idealnya sebagai hakim seperti yang digambarkan dalam naskah.
“Saya rasa ini bukan hanya impian saya pribadi. Tapi semua orang, terutama masyarakat yang menginginkan punya hakim yang betul-betul menjalankan tugasnya sesuai aturan tanpa tergiur dengan hal lain,” katanya.
Juga kata dia, saat ini terlalu banyak aturan terutama aturan yang membelenggu manusia, membatasi kebebasan berkreasi yang harusnya menjadi tugas seorang hakim untuk menghilangkan aturan-aturan itu.
“Kita menginginkan sosok hakim yang ada di Mahkama Konstitusi atau MK memangkas aturan-aturan yang membelenggu manusia. Dan keiinginan itu saya tuangkan dalam naskah Pengadilan Aturan,” katanya.
Sementara itu, Press Conference yang dipandu Yeske Lumakeki menghadirkan Donald Bentian sebagai Sutradara, Jaladri Junius Bawotong sebagai Produser, Rizal Marcos Lumombo sebagai Executive Produser dan Axel sebagai Penulis Naskah/Executive Produser serta sejumlah pemeran dalam pentas Pengadilan Aturan.
Diawal Press Conferense, Yeske sedikit mencerikan alur Pengadilan Aturan, yakni diawali dari hayalan seorang pria tentang hakim, kemudian hayalan merasuki ke warga lain hingga terdampar di sebuah goa atau chamber yang disebut goa keadilan.
Di goa ini, berbagai permasalahan diputuskan oleh hakim. Mulai dari masalah sosial, politik, percintaan hingga Tuhan yang diadukan warga ke hakim dengan harapan hakim bisa memutuskan aturan yang membelenggu mereka selama ini.
(abinenobm)