Manado, BeritaManado.com — Anggota Majelis Sinode GMIM, Oktavianus Kerap angkat suara terkait kritik digelarnya Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI) 2021.
Menurut Oktavianus Kerap, jika ada protes sebaiknya dilakukan dengan cara elegan bukan dengan praktik-praktik pergerakan.
“Inikan agenda gereja, coba dibicarakan sesuai mekanisme. Lewat prosedur organisasi tidak seperti ini,” kata Oktavianus kepada BeritaManado.com, Senin (29/3/2021).
Kerap menjadi salah satu peserta pada SMSI yang dilaksanakan di Jemaat GMIM Imanuel Leilem Kecamatan Sonder.
Ia berharap pihak-pihak yang tidak sepaham dengan pelaksanaan SMSI, melakukan kritik dengan bijaksana.
“Semua ada jalurnya. Kepala Gereja itu Yesus Kristus. Mari berdoa dan bicarakan dengan kepala dingin,” ajaknya.
Diberitakan sebelumnya, reaksi penolakan dari unsur pemuda GMIM diserukan di sekitar lokasi sidang SMSI.
“Yang kami tolak yaitu salah satu bagian dalam draft perubahan tata gereja yang akan disidangkan saat ini. Di dalam draft perubahan tata gereja, Pemuda GMIM tidak lagi dianggap sebagai ex officio. Hal ini dapat berdampak pada terbatasnya ruang gerak pelayanan di dalam lingkungan Pemuda GMIM itu sendiri,” kata Juan Ratu, salah satu peserta demo.
Pihaknya mempertanyakan mengapa tim penyusun melakukan hal tersebut, sehingga menuai reaksi dari Pemuda GMIM.
Lebih jelas dikatakan Juan Ratu, mungkin saja tim yang menyusun draft perubahan tata gereja tidak melalui pengkaderan di jenjang Pemuda GMIM atau dengan kata lain dari remaja langsung menikah.
“Dapat kami simpulkan disini yaitu jika draft perubahan tata gereja disahkan maka itu akan mengkebiri eksistensi Pemuda GMIM,” tandas Juan Ratu.
(Alfrits Semen)