Manado, BeritaManado.com — Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) GMIM Eklesia Kinunang di bawah Yayasan GMIM Ds AZR Wenas siap menjadi wadah pelatihan kerja bagi jemaat.
Spesialnya, BLKK di Desa Kinunang, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara ini menjadi satu-satunya milik GMIM dan siap menjalankan fungsi dan tugasnya.
Menurut Ketua BLKK Yayasan GMIM Ds AZR Wenas, Pdt Nouce Eva Tuwaidan STh, BLKK Kinunang adalah program dari Kementerian Tenaga Kerja di sektor keagamaan.
“Dan GMIM salah satu yang mendapat porsi anggaran pembangunan BLKK,” kata Pdt Nouce kepada BeritaManado.com, Selasa (25/10/2022).
Menurut Pdt Nouce, yang juga Ketua BPMJ GMIM Ekklesia Kinunang, peresmian BLKK telah dilakukan belum lama ini.
Ia menjelaskan, pembangunan BLKK dimulai sejak 9 Desember 2021 dan selesai 28 Mei 2022.
Apresiasi pun diberikan kepada Bupati Joune Ganda yang menjadi mediator dalam proses pengajuan proposal, sekaligus terima kasih kepada Pembina Yayasan GMIM Ds. AZR Wenas Pdt. Hein Arina, Ketua Badan Pengurus Yayasan GMIM Ds. A.Z.R.Wenas, David Sompie, karena terus mendukung proses pembangunan.
Juga kepada Ketua BPMW GMIM Wilayah Likupang II Pdt Billy Johanis, STh.
“BLKK sebagai salah satu lembaga pelatihan kerja dan mempunyai rencana strategis menjadi acuan dalam menyusun program kerja ke depannya. Tentunya tetap mengikuti standar dan sistem manajemen mutu sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah lembaga pelatihan kerja,” jelas Nouce.
Dengan peningkatan kualitas lembaga, lanjut Nouce, diharapkan BLKK mampu mandiri dan membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya, serta dunia industri.
“Sehingga peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja dapat terwujud,” jelasnya.
Ia menjelaskan, kedepan sistem manajemen mutu BLKK dilakukan dengan cara penerapan standar lembaga, meliputi standar program, kurikulum, materi pelatihan, standar asesmen, instruktur dan tenaga pelatihan, standar sarana dan prasarana, tata kelola dan keuangan.
Menurut Nouce, kejuruan pelatihan yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja lokal sehingga mampu mendorong minat masyarakat bekerja atau berwirausaha.
“Dan pada akhirnya dapat menekan angka pengangguran dan membuka lapangan kerja baru di daerah-daerah,” bebernya.
Ia menambahkan, melalui BLKK diharapkan setiap lulusan mampu bermitra dan menjadi unit usaha tersendiri.
Selain itu, BLKK diharapkan mampu melahirkan enterpreneur serta dapat merekrut tenaga kerja baru.
“BLKK juga menjadi bagian menyiapkan pelaku usaha mikro menjadi kompeten,” tandasnya.
(Alfrits Semen)