Manado-Sulawesi Utara (Sulut) tampaknya memiliki banyak pekerjaan rumah jelang kedatangan 1 juta turis mancanegara pada tahun 2017 nanti.
Pemerhati pariwisata yang juga Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (Stiepar) Manado Drevy Malalantang mengatakan, Sulut harus ‘bersolek’ memperbaiki sejumlah infrastruktur dan fasilitas publik.
“Bersolek agar terlihat lebih menarik. Lampu-lampu jalan diperbaiki. Saya kira satu tahun cukuplah untuk bersolek,” kata Malalantang, yang ditemui usai jumpa pers kegiatan Ujian Kompetensi Jurnalistik (UKJ) yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado berlokasi di Bapelkes Sulut, Sabtu (10/9/2016).
Lebih jauh Malalantang menghimbau stakeholder untuk bersinergi, termasuk antara pemerintah provinsi dan daerah.
“Kalau semua bersinergi, dinas perhubungan, polisi dan lain-lain, harusnya bisa jalan itu. Karena memang pengembangan pariwisata kita terkotak-kotak, bikin iven aja sendiri-sendiri. Seharusnya Sulut punya kalendar iven yang dalam satu tahun terencana dengan baik, tapi ini kerjanya sendiri-sendiri,” tambahnya.
Disinggung soal pembangunan casino dan lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK), menurut Malalantang sah saja untuk dilakukan.
“Pariwisata itu apa saja. Sepanjang bisa dijalankan dengan benar. Casino, lokalisasi PSK sah-sah saja kalau saya, sepanjang itu bisa diokekan oleh semua,” punglasnya.(findamuhtar)
Manado-Sulawesi Utara (Sulut) tampaknya memiliki banyak pekerjaan rumah jelang kedatangan 1 juta turis mancanegara pada tahun 2017 nanti.
Pemerhati pariwisata yang juga Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (Stiepar) Manado Drevy Malalantang mengatakan, Sulut harus ‘bersolek’ memperbaiki sejumlah infrastruktur dan fasilitas publik.
“Bersolek agar terlihat lebih menarik. Lampu-lampu jalan diperbaiki. Saya kira satu tahun cukuplah untuk bersolek,” kata Malalantang, yang ditemui usai jumpa pers kegiatan Ujian Kompetensi Jurnalistik (UKJ) yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado berlokasi di Bapelkes Sulut, Sabtu (10/9/2016).
Lebih jauh Malalantang menghimbau stakeholder untuk bersinergi, termasuk antara pemerintah provinsi dan daerah.
“Kalau semua bersinergi, dinas perhubungan, polisi dan lain-lain, harusnya bisa jalan itu. Karena memang pengembangan pariwisata kita terkotak-kotak, bikin iven aja sendiri-sendiri. Seharusnya Sulut punya kalendar iven yang dalam satu tahun terencana dengan baik, tapi ini kerjanya sendiri-sendiri,” tambahnya.
Disinggung soal pembangunan casino dan lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK), menurut Malalantang sah saja untuk dilakukan.
“Pariwisata itu apa saja. Sepanjang bisa dijalankan dengan benar. Casino, lokalisasi PSK sah-sah saja kalau saya, sepanjang itu bisa diokekan oleh semua,” punglasnya.(findamuhtar)