Sitaro, BeritaManado.com – Sudah hampir setahun pandemi Coronavirus Desease 2109 (Covid-19) mewabah di seluruh dunia termasuk di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), yang sangat berdampak terhadap mata pencaharian warga.
Namun demikian, hampir setahun berjalan masa pandemi mengajarkan sejumlah masyarakat di negeri 47 pulau ini untuk tetap bertahan hidup karena desakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seperti halnya dilakukan para penambang pasir di Kampung Lehi Kecamatan Siau Barat (Sibar) yang diberkahi di tengah pandemi Covid-19 lewat kegiatan galian C.
Seperti diungkapkan Yanti Labang, salah satu penambang pasir setempat, di mana sebelumnya keseharian dia bersama suaminya hanya nelayan dan juga bertani, tapi sekarang menambang pasir turut menjadi pekerjaan sampingan.
“Meskipun sampingan, tapi hasilnya lumayan, karena setiap hari rata-rata bisa mencapai 2 kubik, dengan harga setiap kubiq itu Rp175 ribu,” ungkap Yanti di lokasi galian C Kampung Lehi, Senin (19/10/2020).
Hal serupa turut disampaikan Meike Ponto, warga yang sama yang juga beraktifitas sebagai penambang pasir bersama dengan suaminya.
“Memang awal-awal pandemi sangat terasa kesulitan yang dihadapi terutama pemenuhan kebutuhan hidup, tapi sekarang tidak lagi dan sudah terbiasa,” tutur Meike.
Menurutnya, galian C yang ada sekarang merupakan berkah tersendiri bagi para penambang pasir di Kampung Lehi, dimana ketika hasil pertanian kurang baik bahkan juga hasil melaut yang ikut menurun.
“Ini berkah yang patut disyukuri, karena ini bisa membantu kami warga disini,” tambah dia.
Sementara itu, Kapitalau Kampung Lehi, Novito Tatengkeng mengatakan, kegiatan penambangan di daerah tersebut bukanlah kegiatan paten yang dilakukan masyarakat.
Namun aktifitas galian C hanya dilakukan disaat terjadi penumpukan material pasir akibat dari lahar dingin dari puncak Gunung Karangetang.
“Pengalaman beberapa waktu lalu terjadi penumpukan pasir tapi dibiarkan begitu saja, akibatnya pasir habis begitu saja karena terbawa ombak. Jadi ada baiknya dimanfaatkan untuk masyarakat terutama di tengah pandemi, bahkan kebutuhan pembangunan, selain pribadi juga ada untuk kepentingan gereja serta kepentingan kedukaan yang sesuai kesepakatan digratiskan,” kata Novito.
Meskipun begitu, mengingat lokasi penambangan juga berada di lokasi wisata air panas yang tidak menutup kemungkinan ada pengunjung atau wisatawan yang memasuki area tempat wisata, maka dirinya tetap menyarankan para penambang untuk menggunakan masker.
“Kami tetap menghimbau agar memakai masker, karena menjaga ada pengunjung di lokasi wisata air panas Lehi, yang juga tepat berada dilokasi warga menambang pasir,” tukas dia.
(Penulis: Stenly Gaghunting)