MANADO -Penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus) /AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Sulut, khususnya Manado makin memprihatinkan. Khusus September berjalan ini, RS Prof Kandou ketambahan lima pasien pengidap virus dan penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Data dihimpun wartawan, sekarang ini RS Kandou sedang merawat 422 pasien HIV/AIDS. Ada yang rawat jalan, ada yang rawat inap. “Pasien terus bertambah. Belum ada obat yang menyembuhkan HIV/AIDS. Satu-satunya vaksin yang paling manjur adalah dengan menghindari pemakaian narkoba dan menjauihi hubungan gonta-ganti pasangan,“ tutur sumber media ini ini di RS Kandou.
Para pasien HIV/AIDS tersebut dirawat di Irina (Instalasi Rawat Inap) F, tempat yang seharusnya jadi ruang pasien flu burung. “Karena belum mempunyai instalasi, dulunya kami pernah membaurkan pasien HIV/AIDS dengan pasien lainnya. Tapi karena melihat pasien AIDS merasa minder untuk berkomunikasi dengan pasien lainnya, kami memindahkan sementara ke Irina F,” jelas sumber tadi.
Ia menambahkan, pengidap HIV/AIDS paling banyak menjalani rawat jalan. Sedangkan yang dirawat inap rata-rata hanya 16 orang setiap bulannya. “September ini ada dua penderita yang meninggal. Satu perempuan yang baru berumur tiga tahun, satunya lagi laki-laki,” jelas sumber tersebut.
Dari ratusan penderita HIV/AIDS, kebanyakan pasien adalah merupakan warga Manado. Mereka tertular melalui hubungan seksual, jarum suntik dan jarum tato. Malah kuat diduga, penderita yang gentayangan di luar jauh lebih banyak dan mereka sulit terlacak karena enggan memeriksakan diri di RS Kandou.
Terkait masalah HIV/AIDS di Sulut, Kepala Sekretariat KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) Dr MSJ Tangel-Kairupan mengatakan, pihaknya sesuai tugas pokok dan fungsi terus melakukan sosialisasi tentang bahaya virus HIV/AIDS termasuk kampanye anti AIDS. “Masyarakat harus dididik memiliki kemampuan pencegahan dini melalui gaya hidup sehat,” ujarnya baru-baru ini.
Menurutnya, tindakan preventif lebih baik daripada pengobatan mengingat penyakit ini belum ada obatnya. “Kami menggandeng LSM maupun pemerhati AIDS untuk membantu kami dalam upaya pencegahan penyebaran virus mematikan itu.
Kami berupaya sebisa mungkin melakukan gebrakan. Kami memiliki jaringan di beberapa pusat-pusat hiburan malam dan hotel berbintang di Bitung, Manado, dan Tomohon. Terdapat outlet-outlet yang menyediakan kondom agar lebih aman,” tandasnya. (*/is)