Langowan, BeritaManado.com — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan, Rabu (24/5/2023) dilaporkan sukses melakukan operasi Katarak dengan metode atau teknik Phacoemulsifikasi.
Hal ini dibenarkan Direktur RSUD Noongan dr Inggrit Giroth kepada BeritaManado.com, Rabu malam.
Menurutnya, pelayanan operasi Katarak tersebut dilakukan bagi masyarakat sekitar RSUD Noongan, namun tentu saja kedepan bisa melayani seluruh masyarakat Sulawesi Utara.
Dokter Inggrit menjelaskan bahwa Phacoemulsifikasi merupakan teknik operasi katarak dengan menggunakan mesin bergelombang ultrasonik.
“Phacoemulsifikasi ini bertujuan memperbaiki penglihatan pasien yang terganggu karena katarak. Beberapa kelebihan dari operasi katarak dengan menggunakan teknik Phaco Emulsifikasi antara lain sayatan sangat kecil sekitar 2,75 mm,” ungkap dr Inggrit.
Selain itu, proses operasi cepat yaitu sekitar 15 menit saja, tanpa jahitan, asien dapat langsung pulang setelah operasi, perawatan dan pemulihan lebih cepat, dapat dilakukan pada semua tingkatan katarak serta mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan setelah operasi.
“Pelayanan mata dari kami dimulai dengan pemeriksaan mata gratis di beberapa desa. Hari ini ada 12 orang yang dioperasi. Operasi katarak dengan teknik Phacoemulsifikasi di RSUD Noongan diperkuat dengan tim dokter spesialis yang berkumlah 3 orang,” katanya.
Dari tiga dokter tersebut, satu diantaranya telah memiliki jam terbang tinggi dengan menggunakan teknik Phacoemulsifikasi.
Sementara itu, 1 dokter lagi dengan spesialis mata lulusan luar negeri dan dokter mata yang punya skill dalam melakukan operasi katarak teknik phaco.
“Masyarakat yang ada di sekitar Langowan boleh memanfaatkan pelayanan yang telah dihadirkan pemerintah Pemprov Sulut melalui kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw,” katanya.
Untuk pembiayaan operasi mata dengan teknik ini, masyarakat tidak perlu terbebani, karena cukup dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS.
Adapun sebelum tim dokter melakukan operasi, terlebih dahulu dilakukan ibadah, digelar ibadah.
(Frangki Wullur)