Manado – Minggus Gandeguai yang lahir di Manokwari, 30 September 1973 silam tak pernah menyangka dirinya akan memegang jabatan begitu penting di PT Angkasa Pura, yaitu sebagai GM Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado.
Lulusan S2 di STIE Mahardika Surabaya ini ternyata sempat menjadi PNS sebelum memutuskan untuk menjadi karyawan Angkasa Pura melalui outsourching, sebuah pengalaman hidup yang akhirnya menjadikan dirinya seorang Minggus seperti sekarang ini.
Hal tersebut diakuinya saat berbincang bersama BeritaManado.com diruang kerjanya beberapa waktu lalu.
“Pertama kali masuk ke Angkasa Pura, cita-cita saya tidak muluk-muluk, cukup Manager Keuangan. Itu terwujud dan 2015 saya manager keuangan disini sebelum akhirnya dipercayakan menjadi GM di Frans Kaisepo Biak. Sekarang kembali lagi disini di bulan yang sama saat saya sertijab dulu,” ujar Minggus.
Selama memegang jabatan sebagai GM, Minggus pun dikenal sebagai pemimpin yang profesional dan sangat menghargai anak buahnya, bahkan jika sang istri hendak bertemu dirinya di kantor sebagai seorang GM, harus melalui prosedur yang ada yaitu lewat sekretaris.
“Karena memang harus begitu. Kalau ke kantor sebagai istri, anytime bisa. Tapi kalau ketemu saya sebagai GM, harus lewat sekretaris. Saya menghargai karyawan kami yang sudah punya tupoksi-nya masing-masing. Dari dulu saya begitu,” tambahnya.
Berada di top karir dan bertugas di daerah asal istri tercinta, ternyata membuat putra Papua ini jadi makin mencintai Manado bahkan berkeinginan untuk memiliki KTP Manado.
“Istri saya orang Manado, dari Bunaken. Jadi begitu pindah kesini, berasa pulang rumah. Anak-anak saya juga suka di Manado karena kota ini nyaman untuk ditinggali. KTP lama saya sudah mau habis, rencananya mau pindah bikin di Manado,” kata Minggus.
Rasa cintanya kepada Manado pun membuatnya ingin menjadikan Bandara Sam Ratulangi makin berkembang dan maju agar tak kalah dengan bandara internasional lainnya.
“Kita tentu akan terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa bandara dari berbagai sisi. Termasuk dari sisi publikasi, itu sebabnya kami melaksanakan gathering bersama rekan-rekan media sebagai keterbukaan kami untuk informasi publik,” ucap Minggus.
Diakhir pembicaraan, Minggus mengungkap rahasianya sampai bisa mencapai posisi saat ini dan mempertahankan kinerjanya, yaitu bersyukur.
“Saya mensyukuri apa yang saya miliki sampai saat ini. Bisa bekerja dan berada dekat dengan keluarga itu sudah yang terbaik,” tutupnya. (srisurya)
Manado – Minggus Gandeguai yang lahir di Manokwari, 30 September 1973 silam tak pernah menyangka dirinya akan memegang jabatan begitu penting di PT Angkasa Pura, yaitu sebagai GM Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado.
Lulusan S2 di STIE Mahardika Surabaya ini ternyata sempat menjadi PNS sebelum memutuskan untuk menjadi karyawan Angkasa Pura melalui outsourching, sebuah pengalaman hidup yang akhirnya menjadikan dirinya seorang Minggus seperti sekarang ini.
Hal tersebut diakuinya saat berbincang bersama BeritaManado.com diruang kerjanya beberapa waktu lalu.
“Pertama kali masuk ke Angkasa Pura, cita-cita saya tidak muluk-muluk, cukup Manager Keuangan. Itu terwujud dan 2015 saya manager keuangan disini sebelum akhirnya dipercayakan menjadi GM di Frans Kaisepo Biak. Sekarang kembali lagi disini di bulan yang sama saat saya sertijab dulu,” ujar Minggus.
Selama memegang jabatan sebagai GM, Minggus pun dikenal sebagai pemimpin yang profesional dan sangat menghargai anak buahnya, bahkan jika sang istri hendak bertemu dirinya di kantor sebagai seorang GM, harus melalui prosedur yang ada yaitu lewat sekretaris.
“Karena memang harus begitu. Kalau ke kantor sebagai istri, anytime bisa. Tapi kalau ketemu saya sebagai GM, harus lewat sekretaris. Saya menghargai karyawan kami yang sudah punya tupoksi-nya masing-masing. Dari dulu saya begitu,” tambahnya.
Berada di top karir dan bertugas di daerah asal istri tercinta, ternyata membuat putra Papua ini jadi makin mencintai Manado bahkan berkeinginan untuk memiliki KTP Manado.
“Istri saya orang Manado, dari Bunaken. Jadi begitu pindah kesini, berasa pulang rumah. Anak-anak saya juga suka di Manado karena kota ini nyaman untuk ditinggali. KTP lama saya sudah mau habis, rencananya mau pindah bikin di Manado,” kata Minggus.
Rasa cintanya kepada Manado pun membuatnya ingin menjadikan Bandara Sam Ratulangi makin berkembang dan maju agar tak kalah dengan bandara internasional lainnya.
“Kita tentu akan terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa bandara dari berbagai sisi. Termasuk dari sisi publikasi, itu sebabnya kami melaksanakan gathering bersama rekan-rekan media sebagai keterbukaan kami untuk informasi publik,” ucap Minggus.
Diakhir pembicaraan, Minggus mengungkap rahasianya sampai bisa mencapai posisi saat ini dan mempertahankan kinerjanya, yaitu bersyukur.
“Saya mensyukuri apa yang saya miliki sampai saat ini. Bisa bekerja dan berada dekat dengan keluarga itu sudah yang terbaik,” tutupnya. (srisurya)