Bitung—Sepuluh sekolah dari berbagai tingkatan mengikuti seleksi Sekolah Siaga Bencana (SSB). Seleksi ini digelar palang merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC) bersama PMI cabang Kota Bitung dalam rangka membantu penangulangan bencana di Kota Bitung melalui program siaga bencana berbasis masyarakat atau integrated community base risk reduce (ICBBR).
Kegiatan seleksi ini berlangsung selama dua hari yanki tangal 3-4 April 2013, dengan melakukan assement dan penilaian langsung ke sekolah. Dimana tim seleksi dipimpin perwakilan palang merah Denmark untuk Sulawesi, Mr Harris, Korlap Program Sulut, Percy Lontoh, serta Ketua PMI cabang Kota Bitung, Ny Khouni Lomban Rawung.
Menurut Harris, SSB di Indonesia baru ada di dua propinsi. Dan Propinsi Sulut adalah provinsi yang ketiga setelah Jawa Tengah dan Bengkulu, sedangkan di Sulut sendiri hanya dipilih tiga daerah yakni Kota Bitung, Manado dan Sitaro yang bakal menjadi pilot project.
“Diharapkan kegiatan ini akan terus dilakukan bukan hanya sekolah pelaksana program tetapi seluruh sekolah yang ada di Kota Bitung,” kata Harris.
SSB ini menurutnya akan melaksanakan program pengurangan resiko bencana berbasis remaja. Ia mengharapkan pengetahun menyangkut penanggulangan bencana dan menghadapi bahaya bencana sangat bermanfaat dilakukan sejak usia dini.
“Namun dari sepuluh sekolah yang diseleksi hanya akan dipilih tujuh sekolah yang dinilai paling layak melaksanakan program ini dan mereka sebagai pilot project nanti,” ujarnya.
Adapun sekolah yang di seleksi diantaranya, SDN Inpres 12/79 Wangurer, SD Negeri Paudean, SMP Negeri 4 Bitung di Papusungan, SMP Negeri 8 Bitung di Batuputih, SMP Negeri 9 Bitung Mawali, SMA Negeri 1 Bitung, SMA Negeri 2 Bitung, SMA Kristen Tumou Tou Girian, SMA Muhamadyah dan SMK Negeri 1 Bitung.(enk)
Bitung—Sepuluh sekolah dari berbagai tingkatan mengikuti seleksi Sekolah Siaga Bencana (SSB). Seleksi ini digelar palang merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC) bersama PMI cabang Kota Bitung dalam rangka membantu penangulangan bencana di Kota Bitung melalui program siaga bencana berbasis masyarakat atau integrated community base risk reduce (ICBBR).
Kegiatan seleksi ini berlangsung selama dua hari yanki tangal 3-4 April 2013, dengan melakukan assement dan penilaian langsung ke sekolah. Dimana tim seleksi dipimpin perwakilan palang merah Denmark untuk Sulawesi, Mr Harris, Korlap Program Sulut, Percy Lontoh, serta Ketua PMI cabang Kota Bitung, Ny Khouni Lomban Rawung.
Menurut Harris, SSB di Indonesia baru ada di dua propinsi. Dan Propinsi Sulut adalah provinsi yang ketiga setelah Jawa Tengah dan Bengkulu, sedangkan di Sulut sendiri hanya dipilih tiga daerah yakni Kota Bitung, Manado dan Sitaro yang bakal menjadi pilot project.
“Diharapkan kegiatan ini akan terus dilakukan bukan hanya sekolah pelaksana program tetapi seluruh sekolah yang ada di Kota Bitung,” kata Harris.
SSB ini menurutnya akan melaksanakan program pengurangan resiko bencana berbasis remaja. Ia mengharapkan pengetahun menyangkut penanggulangan bencana dan menghadapi bahaya bencana sangat bermanfaat dilakukan sejak usia dini.
“Namun dari sepuluh sekolah yang diseleksi hanya akan dipilih tujuh sekolah yang dinilai paling layak melaksanakan program ini dan mereka sebagai pilot project nanti,” ujarnya.
Adapun sekolah yang di seleksi diantaranya, SDN Inpres 12/79 Wangurer, SD Negeri Paudean, SMP Negeri 4 Bitung di Papusungan, SMP Negeri 8 Bitung di Batuputih, SMP Negeri 9 Bitung Mawali, SMA Negeri 1 Bitung, SMA Negeri 2 Bitung, SMA Kristen Tumou Tou Girian, SMA Muhamadyah dan SMK Negeri 1 Bitung.(enk)