Manado, BeritaManado.com — Dalam rangka pencegahan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia maupun Sulawesi Utara (Sulut), pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk semua instansi pendidikan melakukan proses belajar mengajar secara online.
Hal ini, menjadi sorotan yang ramai dibicarakan para aktivis pemuda.
Salah satu Aktivis Pemudah, Dereifel Amihi SAP mengatakan terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah merespon pencegahan wabah Covid-19, mengajarkan peserta didik terutama mahasiswa untuk belajar menggunakan internet atau kulia secara online seakan lebih mempersulit peserta didik.
“Proses belajar mengajar secara online dinilai seakan lebih mempersulit peserta didik terutama mahasiswa, karena setiap proses belajar mengajar diberikan oleh dosen harus sesuai jalur metode yang diinginkan oleh dosen bersangkutan,” kata Dereifel Amihi.
Lebih lanjut, Dereifel Amihi menuturkan metode-metode yang terapkan ini tanpa memikirkan apakah mahasiswa bisa menjawab metode tersebut.
“Proses belajar ini juga, saya rasa mahasiswa tidak akan maksimal menyerap pendidikan yang diajarkan lewat kulia online, sebab kemampuan mahasiswa seharusnya bertatapan langsung kini tidak lagi,” ungka Dereifel Amihi saat diwawancarai BeritaManado.com via pesan whatsapp, Rabu (1/4/2020).
Memang dengan sistem belajar yang diterapkan sekarang, Amihi menyebutkan waktu perkuliahan jadi lebih fleksibel sebab hanya menggunakan internet tanpa harus datang dan duduk di ruangan kelas seperti biasa.
“Hanya saja jika dipahami lebih lanjut pembelajaran dengan sistem online juga memiliki jadwal ketat yang sama seperti perkuliahan reguler, namun apa sudah dipikirkan jika mahasiswa saat pulang ke kampung halaman yang tidak memiliki akses internet bagaimana mahasiswa tersebut bisa mengikuti perkuliahan sedangkan keaktifan mahasiswa di sini masuk dalam penilaian,” tuturnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (Himaju) Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado periode 2018 hingga 2019 pun melanjutkan diliburkan bukan berarti pulang mudik, namum kegelisahan dari orang tua pasti ada untuk memulangkan anak ke rumah.
“Sebenarnya, hal sederhana seperti ini harus sudah dapat dipikirkan oleh pemerintah untuk memaksimalkan akses internet hingga ke pelosok jika mau diterapkan sistem belajar secara online,” ungkapnya.
Amihi juga berharap Indonesia bisa segera pulih, agar proses belajar mengajar bisa kembali seperti dulu lagi.
“Mari kita berdoa bersama supaya keadaan di Indonesia secara umumnya dan terlebih khusus di Sulut bisa segera pulih kembali,” tandasnya.
(Rei Rumlus)