Prosesi wisuda di Universitas Sam Ratulangi Manado.
Manado, BeritaManado.com – Fenomena pemberian gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) menarik perhatian untuk dibahas.
Akademisi Universitas Negeri Manado (Unima) dan Budayawan Sulawesi Utara (Sulut), Dr Meiske Rinny Liando SPd MPd mengatakan, gelar Doktor Honoris Causa (HC) atau gelar kehormatan merupakan sebuah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi atau universitas, kepada seseorang yang memenuhi syarat, tanpa harus orang tersebut mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut.
“Gelar Honoris Causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia,” ujar Meiske Rinny Liando, kepada BeritaManado.com, Kamis (13/2/2020).
Lebih lanjut, Meiske Rinny Liando menjelaskan terkadang masyarakat salah membedakan gelar Doktor yang didapat melalui proses akademi dan yang diberikan sebagai gelar kehormatan.
“Bagi oknum yang mendapat gelar tersebut, sudah seharusnya mencantumkan gelar Doktor pada nama namun tidak menghilangkan HC, sebab ini merupakan gelar pemberian tanpa mengikuti proses akademik,” tutur Meiske Rinny Liando.
Rinny Liando juga menuturkan semua gelar yang diberikan pasti ada syaratnya, begitu juga dengan gelar Doktor HC.
“Namun, terkadang banyak oknum yang salah menggunakan gelar tersebut,” tandas Meiske Rinny Liando.
Terpisah, Independent Public Policy Consultant, Dr Ir Adolf Lucky Longdong Med menilai, saat ini banyak politisi terutama di Sulawesi Utara (Sulut) lagi demam mencari pengakuan untuk bisa sukses dalam karir politik dengan mencari gelar Doktor Honoris Causa (HC),
“Agar masyarakat bisa melihat kalau bukan hanya sebagai politisi tapi juga memiliki intelektual,” kata Lucky.
Ia menuturkan hampir semua politisi di Sulut, mendapatkan gelar Doktor HC di Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STIA).
“Sehingga keluarlah istilah lulusan STIA Sekolah Tidak Ijazah Ada,” ucap Alumnus S3 University of Toronto, Canada.
Mantan Kepala Bappeda Sulut, ini menambahkan masyarakat sekarang sudah lebih mudah mengakses informasi.
“Di era keterbukaan informasi ini bisa membantu masyarakat mengakses segala sesuatu dengan mudah. Jika melihat komentar dari postingan saya di sosial media banyak yang mengatakan sudah tidak heran dengan fenomena Doktor HC, sebab masyarakat sudah mengetahui latar belakang dan kemampuan dari politis,” jelas Lucky Longdong
(Rei Rumlus)