Manado, BeritaManado.com — Lembaga survei Roda Tiga Konsultan mengeluarkan hasil survei mengenai pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Manado.
Roda Tiga Konsultan merupakan salah satu dari 40 lembaga survei yang sudah mendaftar dan lolos verifikasi oleh Komisi Pemilahan Umum (KPU).
Dalam melakukan survei, Roda Tiga Konsultan melihat beberapa indikator yakni elektabilitas, popularitas, likeabilitas, dan top of mind.
Dari 4 pasangan calon nama yang disurvei, pasangan calon Wali Kota Prof Dr Julyeta Paulina Amelia Runtuwene MS (JPAR) dan Wakil Wali Kota Manado Dr Harley Alfredo Benfica Mangindaan SE MSM menduduki posisi teratas.
Survei juga dilakukan untuk 3 pasangan calon, sama halnya pasangan dengan jargon PAHAM ini masih menempati posisi teratas.
Lembaga survei Roda Tiga Konsultan, diketahui sering dipakai oleh Partai Demokrat dalam melakukan survei calon kepala daerah.
Saat dikonfirmasi BeritaManado.com, Vecky Gandey membenarkan mengenai hasil survei tersebut.
“Hasil surveinya memang benar, jika Roda Tiga berbohong, lisensinya bisa dicabut,” kata Vecky Gandey.
Lebih lanjut, Vecky Gandey menjelaskan survei ini dilakukan pada akhir bulan Agustus.
“Walau lembaga survei ini sering digunakan oleh Partai Demokrat, namun untuk survei kali ini bukan atas pesanan dari Partai Demokrat,” ungkapnya.
Gandey melanjutkan biasanya setiap partai dalam proses pencalonan selalu meminta hasil survei, jadi ini merupakan hasil survei yang objektif dengan metodologi sudah diakui.
“Sesuai aturan untuk publikasi hasil survei, lembaga tersebut harus terdaftar di KPU dan diakui legalitas dan metodologinya,
Hasil Survei Salah Satu Indikator Mencapai Kemenangan
Disisi lain, Pengamat Politik Dr Johny Peter Lengkong SIP MSi mengatakan, ia sebagai akademisi melihat suatu kevalidan hasil survei dari metodelogi, sampel dan lain-lain.
“Kita bisa lihat hasil survei dari metodelogi, sampel dan lain-lain untuk dijadikan pertimbangan valid atau tidak data tersebut,” kata Johny Lengkong.
Lebih lanjut, Johny Lengkong menuturkan hasil survei merupakan salah satu indikator dari sekian banyak indikator untuk mencapai keberhasilan atau kemenangan.
“Hasil survei terkadang tepat dan bisa saja tidak, apa lagi jika lembaga survei sudah tidak independen. Hasil survei dari lembaga survei yang terakreditasi biasanya berbanding lurus, jika dinyatakan kuat maka akan berbanding lurus,” tuturnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado itu juga menjelaskan suatu kemenangan bukan ditentukan oleh hasil survei.
“Survei biasanya dilakukan bertahap dan berkesinambungan hingga hari pengumpulan suara, sebab hasil survei misalnya dilakukan bulan Juli tidak bisa dipakai untuk bulan Desember,” ungkapnya seraya berharap hasil survei ketika dipublikasi adalah hasil survei berdasarkan kaidah-kaidah survei yang independen dan tidak ada rekayasa.
(Rei Rumlus)