Bitung, BeritaManado.com – Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kota Bitung menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab), Jumat (04/06/2021).
Rakercab yang dirangkaikan dengan Diskusi Panel dengan tema Covid Meradang Pendidikan Merana digelar di Ruangan BPU Kantor Wali Kota dan dibuka Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri.
Dalam sambutannya, Wali Kota yang juga menjabat Ketua DPD PIKI Sulut menyampaikan, di era disrupsi saat ini jajaran PIKI dimanapun harus mampu menunjukkan daya saing.
Utamanya kaum intelegensia harusnya mampu melahirkan ide-ide brilian demi kemaslahatan.
Sebab kata dia, banyak kalangan rajin dan getol hanya melahirkan konsep tanpa tindak lanjut.
“Habis waktu hanya berdiskusi, tanpa ada eksekusi. Karenanya PIKI Kota Bitung harus lebih konkrit, terkonseptual, tersistematis dan memberikan kontribusi kepada pemerintah dan jemaat lewat perbuatan yang nyata,” kata Maurits.
Dinamika kemasyarakatan di Kota Bitung kata dia, sedang dirundung sejumlah isu sehingga dituntut kehadiran PIKI untuk mampu mendesain mengatasi permasalahan dengan pola kerja yang tereksekusi.
Pola pendekatannya terstruktur dan pendekatan 5W1H atau Why, Who, What, Where, When dan How menurutnya harus ditetapkan PIKI.
“PIKI harus tampil sebagai pendorong, maka banyaklah membaca literasi, rajin menulis agar terbiasa menuliskan ide diikuti dengan kemampuan mengeksekusi,” katanya.
PIKI Kota Bitung juga kata dia, harus mampu melahirkan produk-produk dalam mengatasi problematika sosial, dalam bentuk tulisan dan bentuk kerja, skema, strategi, penetapan, analisa, sehingga semuanya tidak sebatas dibahas dalam kata-kata tapi tertulis menjadi bagian dari apa yang akan dikerjakan.
“Ilmu manajemen bilang tulislah apa yang anda buat dan buatlah apa yang anda tulis, pasti akan sukses. Bila tidak pernah ditulis apa yang anda buat maka kita akan terjebak pada ruang kepentingan, kesibukan dan terjebak pada keindahan bukan pada kebutuhan,” jelasnya.
Maurits juga mengharapkan PIKI Kota Bitung dan jajaran ASN di RT manapun tinggal harus mempelopori kehadiran program 1000 titik WiFi, menjadi pelopor terutama dengan menghadirkan komunitas belajar.
“PIKI hadir untuk berkontribusi mencari solusi bermanfaat atas beberapa isu di Kota Bitung, di antaranya terkait usia sekolah, kenakalan remaja, problematika sosial yang makin hari makin tidak terkontrol,” katanya.
Sementara itu, dalam diskusi panel dengan tema Covid Meradang Pendidikan Merana menghadirkan empat pembicara terdiri perwakilan dunia kesehatan, dr Pitter Lumingkewas serta tiga perwakilan dunia pendidikan yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Julius Ondang, dosen STBM, Alfred Salindeho serta dosen STIE Petra, Olden Lahamendu.
Pitter Cs secara umum memaparkan kondisi pandemic dan dampak serta langkah-langkah penanganan yang sementara dan sedang dilakukan di Kota Bitung.
(***/abinenobm)