Tompaso – Dunia pertanian khususnya yang ada di Kabupaten Minahasa selangkah lebih maju lagi. Kali ini berasal dari keberhasilan uji coba metode Plant Growth Promoting Rhizobacterium (PGPR) yang dilakukan Klinik Esa Keter pada komoditi tanaman hortikultura jenis bawang merah, yang bisa mempercepat hasil produksi.
Penanggung jawab Klinik Esa Keter Joudy Posumah kepada BeritaManado.com Senin (11/8/2014) mengatakan bawang merah yang biasanya dipanen pada umur 3 bulan, kini dengan menggunakan metode PGPR bisa panen umur 2,5 bulan. Dalam metode PGPR itu sendiri terdiri dari pemberian pupuk dan pengendali hama.
“Semua yang dihasilkan dari metode PGPR ini bersifat organik 100 persen. Dengan kata lain, semua aplikasi yang diberikan untuk perawatan tanaman bawang ini tidak ada kandungan kimia sama sekali. Ini dilakukan untuk menekan biaya produksi termasuk sebagai solusi kepada para petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk,” kata Posumah.
Pada bagian lain, keberhasilan Klinik Esa Keter juga turut mendapatkan apresiasi dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI Ir Soesilo MSi yang meninjau langsung lokasi uji coba tanaman bawang merah di Desa Tonsewer, Rabu (6/8/2014) lalu. Soesilo mengharapkan bahwa hal itu terus dikembangkan. (frangkiwullur)