Biak, BeritaManado.com — Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir dalam pertemuan Trilateral 3 negara yang berlangsung di San Fransisco, Amerika Serikat, pada 16 November 2023 lalu.
Dikatakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Theofransus Litaay, Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia bertatap muka dengan Perdana Menteri Papua New Guinea, James Marape, dan Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka.
“Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan terus berkomitmen untuk menjadikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” ungkap Theofransus Litaay, dari Biak, Selasa (21/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi turut mengapresiasi Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pasifik Island Forum (PIF) yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia dalam sejumlah pertemuan.
Lebih lanjut, kata dia, Indonesia akan terus berkomitmen untuk memperkuat hubungan dengan PIF dan MSG dalam sejumlah forum kerja sama yang nyata.
Pertemuan ini sekaligus menjadi bukti keseriusan Presiden untuk mengembangkan kerja sama di wilayah Pasifik sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di dunia.
Hal ini sejalan juga dengan kehadiran Presiden di Biak pada 22-23 November 2023 dalam kegiatan bertajuk Sail Teluk Cenderawasih 2023 yang bertujuan meningkatkan potensi kemaritiman Indonesia di Pasifik.
Keseriusan Presiden dalam membangun kerja sama di Pasifik juga dipaparkan dalam pertemuan 3 negara itu.
Seperti yang dilakukan Presiden saat menghadiri KTT APEC atau Asia Pacific Economic Cooperation.
Kala itu, Presiden Jokowi menempatkan kerja sama Asia Pasifik ke dalam satu fokus yang baru, yaitu kerja sama di wilayah Pasifik tidak hanya di Asia, tapi juga di Pasifik.
Sikap ini merupakan langkah politik luar negeri Indonesia yang semakin maju untuk menghadirkan kerja sama pembangunan di wilayah Pasifik dan menjadikannya sentra baru atau konsentrasi baru dalam politik luar negeri Indonesia.
“Hal ini akan membuka peluang-peluang pembangunan bagi kawasan Timur Indonesia,” kata dia.
Untuk mendukung hal itu, kata dia, perlu diikuti dengan pengembangan program-program kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di wilayah pasifik oleh pemerintah daerah di masing-masing wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Pasifik.
“Seperti contoh, Indonesia-Papua New Guinea dalam pendidikan, dalam kesehatan, dalam pembangunan infrastruktur ekonomi dan perdagangan. Kemudian Indonesia dengan Fiji dalam kerja sama pariwisata perikanan dan kegiatan lainnya,” jelasnya.
Selain itu, Theofransus menyebut bahwa Indonesia sangat mendukung pembangunan di negara-negara pasifik lainnya, seperti Cook Island, Vanuatu, dan berbagai negara pasifik lainnya.
Konteks kerja sama tersebut seperti pembangunan ekonomi sosial kebudayaan dan pendidikan, serta sektor lainnya.
“Jadi ini merupakan sebuah peluang baru yang perlu kita manfaatkan sebagai masyarakat di kawasan timur Indonesia untuk masuk ke dalam kerja sama Indonesia dan Pasifik,” pungkas Theofransus Litaay.
(***/jenly)