Manado, BeritaManado.com – Sekitar ribuan anggota Legio Christi (LC) bersama umat Katolik Keuskupan mengarak Salib Suci dari Keuskupan Manado ke Kompleks Emmanuel Amphitheatre di Desa Lotta – Kecamatan Pineleng, Rabu (14/9/2022).
Kirab ini dalam rangka Perayaan Pesta Salib Suci yang dirangkaikan dengan Perayaan 5 Tahun Pentahbisan Mgr Benedictus Esthepanus Rolly Untu, MSC sebagai Uskup Manado.
Terpantau, Salib Yubileum diarak bersama 75 Salib lainnya yang mewakili jumlah Paroki di Keuskupan Manado, 12 Salib yang mewakili semua Lembaga Hidup Bakti yang berkarya di Keuskupan Manado, serta 9 Bendera merah-putih dan 9 bendera putih-kuning yang mewakili jumlah KEVIKEPAN yang ada di Keuskupan Manado.
Menurut Uskup Manado Mgr Rolly Untu, dalam Liturgi Gereja Katolik, 14 September adalah Pesta Salib Suci untuk Gereja Katolik Universal di seluruh dunia.
Sedangkan untuk konteks Keuskupan Manado, 14 September 1868 atau 154 tahun lalu, iman Katolik masuk kembali ke daerah ini, yaitu lewat pelabuhan Kema, terus ke Langowan dan mulai menyebar ke wilayah Keuskupan Manado yang ada saat ini.
“Jadi itu intinya yang kita kenang, sekaligus mensyukuri Salib sebagai lambang sengsara dan wafat Tuhan, melalui sarana ini Dia ditinggikan dalam kemuliaan lewat kebangkitan dan kenaikannya ke surga,” ungkap Uskup Mgr Benedictus Esthepanus Rolly Untu.
Adapun kenapa disebut kembali, menurutnya, karena iman Katolik sudah sempat masuk sebelumnya, di mana sudah sempat ada pembaptisan di pantai Sindulang.
“Selain umat Katolik Keuskupan Manado mengenang dan mensyukuri, ini juga mendoakan agar perjalanan kita ditandai oleh simbol Salib sebagai tanda kemenangan,” pungkas Uskup Manado.
Sementara dalam apel akbar Kompleks Emmanuel Amphitheatre usai kirab Salib Yubileum, Uskup Manado meminta para anggota LC untuk menjadi pembawa damai.
Senada, Anggota Dewan Provinsial Legio Christi, Dr dr Jimmy Panelewen, SpB-KBD mengatakan, ini adalah momen untuk mempersatukan umat.
Dijelaskan Dirut RSUP Prof Kandou ini, kata di dalam lambang LC yang tertulis “Jadikanlah Kami Pembawa Damai” hendaknya harus dimaknai.
“Semua teman-teman LC harus mengusung tag line ‘Jadikanlah Kami Pembawa Damai’. Konteks ini harusnya merasuk ke dalam seluruh anggota LC. Jika dikaitkan dengan momen ini maka Damai itu adalah Damai Kristus,” pungkas Jimmy Panelewen.
(jenlywenur)