BITUNG—Agenda tahunan Pemilihan Putra-Putri Bitung (PPB) yang diprakarsai Dinas Pariwisata Kota Bitung dipertanyakan. Pasalnya, agenda yang baru dihelat di gedung kesenian Jumat (4/11) lalu yang mentabiskan wakil dari Kecamatan Lembeh Selatan sebagai Putra dan Wakil dari Kecamatan Madidir sebagai Putri dianggap hanya pemborosan anggaran karena tidak terlihat dampkanya.
“Saya melihat ajang PPB hanya sampai pada acara seremonial penobatan pemenang saja tanpa ada tindaklanju dengan berbagai kegiatan untuk mempromosikan Pariwisata dan berbagai keunggulan lainnya dari Kota Bitung,” kata Sekretaris Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Kota Bitung, Alvian Alow, Minggu (6/11).
Menurut Alow, dari amatannya, setelah berakhir ajang PPB, para finalis terpilih hanya dijadikan sebagai penerima tamu tanpa ada kegiatan nyata untuk membantu melakukan promosi wisata atau keunggulan yang dimiliki Kota Bitung. “Kalau memang tujuannya hanya untuk mencari penerima tamu, buat apa harus sampai membuat agenda tahunan PBB,” kata Alow.
Padahal menurutnya, potensi dari para jawara yang dinyatakan menang dalam PPB hendaknya terus digali dan dimaksimalkan demi kepentingan Kota Bitung. Apalagi katanya, PPB adalah para duta pariwisata Kota Bitung jangan hanya dihadirkan pada acara seremonial saja tapi harus turun lapangan bersentuhan langsung dengan masyarakat Kota Bitung agar masyarakat tahu bahwa keberadaan mereka benar-benar mengabdi untuk masyarakat.
Apa yang dikatakan Alow ikut juga dibenarkan salah satu finalis PPB tahun 2008. Dimana menurutnya, setelah berakhirnya hari pemilihan, kegiatan yang mereka lakukan hanya sebagai penerima tamu sembari dipersiapkan pada ajang Nyong-Noni Sulut.
“Memang sejauh ini kami hanya sebatas sebagai penerima tamu acara-acara resmi Pemkot Bitung sambil menunggu persiapan untuk ikut ajang Nyong-Noni Sulut,” kata salah satu finalis tahun 2008 yang meminta identitasnya dirahasiakan.(en)
BITUNG—Agenda tahunan Pemilihan Putra-Putri Bitung (PPB) yang diprakarsai Dinas Pariwisata Kota Bitung dipertanyakan. Pasalnya, agenda yang baru dihelat di gedung kesenian Jumat (4/11) lalu yang mentabiskan wakil dari Kecamatan Lembeh Selatan sebagai Putra dan Wakil dari Kecamatan Madidir sebagai Putri dianggap hanya pemborosan anggaran karena tidak terlihat dampkanya.
“Saya melihat ajang PPB hanya sampai pada acara seremonial penobatan pemenang saja tanpa ada tindaklanju dengan berbagai kegiatan untuk mempromosikan Pariwisata dan berbagai keunggulan lainnya dari Kota Bitung,” kata Sekretaris Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Kota Bitung, Alvian Alow, Minggu (6/11).
Menurut Alow, dari amatannya, setelah berakhir ajang PPB, para finalis terpilih hanya dijadikan sebagai penerima tamu tanpa ada kegiatan nyata untuk membantu melakukan promosi wisata atau keunggulan yang dimiliki Kota Bitung. “Kalau memang tujuannya hanya untuk mencari penerima tamu, buat apa harus sampai membuat agenda tahunan PBB,” kata Alow.
Padahal menurutnya, potensi dari para jawara yang dinyatakan menang dalam PPB hendaknya terus digali dan dimaksimalkan demi kepentingan Kota Bitung. Apalagi katanya, PPB adalah para duta pariwisata Kota Bitung jangan hanya dihadirkan pada acara seremonial saja tapi harus turun lapangan bersentuhan langsung dengan masyarakat Kota Bitung agar masyarakat tahu bahwa keberadaan mereka benar-benar mengabdi untuk masyarakat.
Apa yang dikatakan Alow ikut juga dibenarkan salah satu finalis PPB tahun 2008. Dimana menurutnya, setelah berakhirnya hari pemilihan, kegiatan yang mereka lakukan hanya sebagai penerima tamu sembari dipersiapkan pada ajang Nyong-Noni Sulut.
“Memang sejauh ini kami hanya sebatas sebagai penerima tamu acara-acara resmi Pemkot Bitung sambil menunggu persiapan untuk ikut ajang Nyong-Noni Sulut,” kata salah satu finalis tahun 2008 yang meminta identitasnya dirahasiakan.(en)