Manado – Pameran pembangunan memperingati HUT Provinsi yang sementara berlangsung di Kaiwatu, Kota Manado yang bertujuan sebagai ajang pengenalan dan promosi daerah berubah menjadi pasar malam dan ajang perang musik.
Meskipun setiap hari dijubeli pengunjung, namun kedatangan pengunjung lebih banyak hanya untuk membeli jajanan yang banyak tersedia di lokasi pameran.
Setidaknya dari amatan beritamanado, hanya sebagian kecil saja pengunjung yang memasuki stand-stand, kalau toh ada biasanya para pengunjung ini hanya memasuki satu atau dua stand saja, sementara waktu terbanyak digunakan untuk berbelanja barang dan aneka jajanan, atau sekedar mendengarkan lagu atau pertunjukan musik.
Nike Ando, warga Pakowa , Kecamatan Wanea kepada beritamanado mengaku tidak merasakan suasanan pameran pembangunan sebenarnya karena suasana berubah menjadi bising serta minimnya warga yang mengunjungi stand. Hal tersebut sangat disesalkannya karena jauh dari konsep pameran sebenarnya.
“Pameran ini lebih tepat disebut pasar malam, coba lihat hanya segelintir saja yang mengunjungi stand pemerintah. Padahal yang utama disini adalah mencari tahu segala hal menyangkut daerah, tapi kenyataan kebanyakan pengunjung hanya datang jajanan dan menyaksikan pertunjukan musik,” tutur Nike.
Untuk itu Nike menyarankan, kedepan pemerintah harus merumuskan konsep baru pameran. “Misalnya membatasi atau melarang pedagang tertentu yang berjualan. Begitupula pertunjukan musik harus diatur misalnya batas volume dan jarak antara sound sistem. Kalau ini khan seperti perang musik,” tegasnya. (Jerry)
Manado – Pameran pembangunan memperingati HUT Provinsi yang sementara berlangsung di Kaiwatu, Kota Manado yang bertujuan sebagai ajang pengenalan dan promosi daerah berubah menjadi pasar malam dan ajang perang musik.
Meskipun setiap hari dijubeli pengunjung, namun kedatangan pengunjung lebih banyak hanya untuk membeli jajanan yang banyak tersedia di lokasi pameran.
Setidaknya dari amatan beritamanado, hanya sebagian kecil saja pengunjung yang memasuki stand-stand, kalau toh ada biasanya para pengunjung ini hanya memasuki satu atau dua stand saja, sementara waktu terbanyak digunakan untuk berbelanja barang dan aneka jajanan, atau sekedar mendengarkan lagu atau pertunjukan musik.
Nike Ando, warga Pakowa , Kecamatan Wanea kepada beritamanado mengaku tidak merasakan suasanan pameran pembangunan sebenarnya karena suasana berubah menjadi bising serta minimnya warga yang mengunjungi stand. Hal tersebut sangat disesalkannya karena jauh dari konsep pameran sebenarnya.
“Pameran ini lebih tepat disebut pasar malam, coba lihat hanya segelintir saja yang mengunjungi stand pemerintah. Padahal yang utama disini adalah mencari tahu segala hal menyangkut daerah, tapi kenyataan kebanyakan pengunjung hanya datang jajanan dan menyaksikan pertunjukan musik,” tutur Nike.
Untuk itu Nike menyarankan, kedepan pemerintah harus merumuskan konsep baru pameran. “Misalnya membatasi atau melarang pedagang tertentu yang berjualan. Begitupula pertunjukan musik harus diatur misalnya batas volume dan jarak antara sound sistem. Kalau ini khan seperti perang musik,” tegasnya. (Jerry)