Jakarta, BeritaManado.com – Patung garuda raksasa yang konon bakal dilapisi emas 24 karat akan menjadi ikon Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Meski tak disebutkan nominalnya secara jelas, biaya pembangunan patung garuda raksasa berlapis emas itu kabarnya tak main – main.
Melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, biaya pembangunan garuda raksasa itu telah termasuk dalam biaya pembangunan IKN dengan total Rp510,79 triliun.
Kabarnya, patung itu akan dibangun berdampingan dengan Istana Negara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Dilansir dari laman Kemenparekraf, patung Garuda raksasa akan menjadi ikon istana kepresidenan di IKN.
Adapun desain burung garuda yang sedang mengepakkan sayap itu merupakan karya seniman asal Bali, Nyoman Nuarta.
Bentuk desainnya pun telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Desain itu bernama Istana Garuda dan merupakan salah satu bagian dari Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
“Istana Garuda dirancang sebagai “sesosok rumah” yang berasosiasi pada burung Garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi,” ungkap Nuarta.
Sementara perpaduan ketiganya, kata dia, selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia.
“Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam bentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nuarta.
Burung Garuda, kata Nyoman, menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia.
Dengan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan perbedaan kepercayaan dan agama, Garuda menjadi simbol persatuan.
Apalagi tambah dia, garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.
“Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama. Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar,” ujar Nuarta.
Secara konsep dan bentuk, Nyoman mengklaim bahwa Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni.
Sedangkan secara teknologis, Istana Garuda akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan.
“Sosok burung yang berasosiasi pada garuda dalam Istana Garuda akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galyalum dan kaca. Tembaga dan kuningan selanjutnya akan mengalami proses oksidasi, sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca yang matang,” ucap Nuarta.
Secara khusus, Nuarta berharap pembangunan Istana Kepresidenan bisa memberikan daya tarik tersendiri, terlebih pada dunia pariwisata.
Dalam waktu bersamaan, daerah di sekitar Kalimantan Timur akan turut bergerak, memberikan keleluasaan bagi masuknya industri pariwisata.
Dengan demikian, Istana Garuda akan berdiri di garda paling depan untuk mengubah citra sebuah pulau ‘kosong’ yang selama ini tidak disentuh oleh pembangunan.
“Semoga Istana Garuda benar-benar bisa menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nila-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa,” kata Nuarta.
Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara
Istana Kepresidenan akan dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Rencananya, Istana Kepresidenan dibangun di atas lahan 100 hektare.
Luas area bangunan hanya 8 persen, sedangkan sisanya 92 persen akan ditata menjadi ruang terbuka hijau.
Istana Kepresidenan akan terdiri dari beberapa bangunan, antara lain lapangan upacara, bangunan istana, dan bangunan kantor presiden.
(jenlywenur)