Bitung, BeritaManado.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI resmi menggelar operasi laut interdiksi terpadu lintas sektoral, Selasa (9/8/2022).
Operasi itu ditandai dengan upacara pembukaan operasi laut dipimpin Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose di dermaga Pelabuhan Samudera Kota Bitung.
Upacara itu ikut dihadiri Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Irjen Pol Mulyatno, Kepala BNN Kota Bitung, dr Tommy Sumampouw, Penjabat Sekretaris Daerah Kota Bitung, Rudy Theno dan Forkopimda.
Dalam amanatnya, Petrus menyampaikan, penyelundupan dan peredaran gelap narkotika melalui jalur laut masih mendominasi di wilayah Indonesia.
Luasnya perairan Indonesia, kata dia, seolah menjadi celah bagi sindikat jaringan internasional untuk memasukan narkotika yang berasal dari Golden Triangle, Golden Crescent maupun Golden Peacock ke Indonesia.
“Bukan rahasia lagi bahwa laut menjadi jalur utama masuknya narkotika ke wilayah Indonesia. Panjangnya garis pantai dan luasnya wilayah pengawasan membuat sindikat tidak pernah berhenti mencoba memanfaatkan kelengahan aparat dalam menjaga perbatasan wilayah Indonesia,” kata Petrus.
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat penting meletakan fokus ke perbatasan laut Indonesia yang rawan dijadikan jalur masuknya narkotika sesuai yang telah disiapkan bersama Kepolisian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
“Operasi laut terpadu 2022 dengan sandi operasi Purnama Gempur peredaran narkotika dimulai dari tanggal 9 sampai dengan 23 Agustus 2022,” katanya.
Adapun sejumlah wilayah yang menjadi target operasi, kata Petrus, yaitu perairan Selat Malaka, perairan Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kepulauan Seribu, serta pelabuhan-pelabuhan yang terhubung dengan wilayah perairan tersebut.
“Operasi ini kita maksudkan untuk memberikan efek preventif dan represif, preventif dalam arti mencegah masuknya narkotika ke wilayah NKRI dan represif dalam arti bahwa operasi ini juga menargetkan untuk menangkap pelaku penyelundupan yang ditemukan saat operasi berlangsung,” katanya.
Juga, operasi dimaksudkan untuk menjadi wadah awal untuk berkolaborasi, bekerja sama dan bersinergi antar penegak hukum di Indonesia guna terciptanya keselarasan langkah dan tindakan sehingga pemutusan peredaran gelap narkotika dapat terlaksana dengan lebih baik dan efektif.
“Saya berharap operasi ini dapat berjalan dengan baik bagi negara kita penerus bangsa Indonesia. Saya mengucapkan selamat bertugas,” katanya.
Dalam upacara itu juga dilakukan penandatanganan PKS antara BNN RI dengan Bea dan Cukai.
Hadir juga dalam upacara itu, Direktur IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri, Danlantamal VIII Bitung, Sulawesi Utara, Danlanudsri Manado, Kakan Kamla Zona Maritim Tengah Bakamla RI, Ka Kanwil Kemenkumham Sulawesi Utara, Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Sulawesi Utara, Dirpolawudda Sulawesi Utara, General Manager PT, Pelindo (Persero) Regional IV Bitung dan Kepala Kantor KSOP kelas II Bitung.
(abinenobm)