Manado, BeritaManado.com — Adu strategi di Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) makin panas.
Betapa tidak, sosialisasi pasangan calon Elly Engelbert Lasut (E2L) dan Michaela Elsiana Paruntu (MEP) yang makin gencar dan begitu masif kini hancur dalam seketika, dikala Partai GOLKAR menyatakan dukungannya ke Gerindra.
Masyarakat Sulut pun dibuat kaget bukan kepalan setelah wakil ketua bidang OKK Partai GOLKAR Sulut Feryando Lamaluta membenarkan bahwa GOLKAR mendukung Gerindra pada Pilgub Sulut 2024 menjelang pendaftaran pasangan calon di KPU Sulut pada (27/8/2024) nanti.
“Golkar mendukung calon dari Gerindra Pak Yulius Selvanus Komaling di Pilgub,” ungkap Feryando Minggu, (25/8/2024).
Pelak saja, tindakan partai GOLKAR yang meninggalkan Demokrat di H-2 pendaftaran pasangan calon E2L-MEP itu terancam dan mengubah sikap partai berlambang Beringin itu.
Lantas, bagaimana sikap Partai Demokrat setelah ditinggal GOLKAR dan berlayar sendiri di Pilgub Sulut?
Bukan rahasia lagi, partai Demokrat merupakan satu-satunya partai yang mengadakan kampanye akbar tunggal pada Pilpres 2024 di Sulut.
Partai berlogo mercy itu telah membuktikan kekuatan yang di milikinya dan bergerak secara massif sampai ke Kabupaten dan Kota.
Hillary Brigita Lasut (HBL) kala itu, bahkan membawa bendera biru Prabowo-Gibran di tengah dominasi warna penguasa, dengan mengkoordinasikan seluruh organisasi relawan bahkan Hillary mengambil komando secara langsung untuk pemenangan Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulut Billy Lombok Sekretaris DPD partai Demokrat Sulut Billy Lombok mengungkapkan bahwa, walaupun itu adalah dinamika berpolitik, guru besar Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) senantiasa mengajarkan kesantunan dan ketulusan.
“Situasi terkini juga sudah kami laporkan ke ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan pesan yang sama bahwa, panjang umur perjuangan Demokrat bagi rakyat Sulawesi Utara,” ungkap Billy Minggu, (25/8/2024) saat dihubungi BeritaManado.com
Tak sampai di situ, Demokrat justru memastikan bahwa tindakan partai GOLKAR tersebut tidak akan menghalangi Demokrat untuk terus berjuang bagi masyarakat Sulut.
“Partai ini cukup makan asam garam politik, bahkan sesudah orde baru, partai ini menjadi partai reformasi dengan tingkat kesukaan tertinggi dan menghasilkan berbagai program yang masih primadona sampai sekarang,” terang Billy.
“Demikian halnya Elly Engelbert Lasut, sudah banyak pengalaman dengan dunia politik serta tantangannya,” tegas Billy.
Mungkin kah Partai Demokrat akan menarik dukungannya setelah Partai GOLKAR berpaling ke Partai Gerindra dalam waktu yang sangat singkat ini? Tentu semua skenario pertarungan politik telah di siapkan jauh sebelumnya.
(Erdysep Dirangga)