Langowan, BeritaManado.com — Minggu (4/8/2024) Romo Tiro Angelo Supit-Daenuwy SJ dan tiga imam yang baru ditahbiskan 31 Juli 2024 melakukan napak tilas sejarah di Paroki St. Petrus Langowan.
Disambut di depan Monumen Johann Gottlieb Schwarz Langowan, Romo Tiro SJ dan rombongan diarak dengan kelompok Kabasaran dan Musik Bambu.
Rehat sejenak di Panti Asuhan Melania Langowan, rombongan diberi kesempatan untuk menikmati kuliner khas Minahasa seperti nasi jaga, apang dan cucur.
Pukul 9.00 WITA, Misa Syukur tahbisan imam baru digelar bernuansa inkultirasi budaya Minahasa dengan diiringi musik Kolintang.
Pada awal misa, Romo Cyprianus Kuntoro Adi SJ dalam sapaan pembukanya mengatakan bahwa sebagai seorang Jesuit, dirinya sangat brsyukur dapat berkunjung ke paroki yang sangat bersejarah ini.
“Terakhir kali imam Jesuit melayani unat Katolik Langowan yaitu Le Cooq d’Armwnsbille SJ pada tahun 1920. Kehadiran imam Jesuit kali ini ada dalam rentang waktu 104 tahun,” ungkap Romo Kuntoro SJ.
Pada bagian homili Romo Tiro SJ mengungkapkan kilas balik perjalanan panggilan imamatnya yang dianggap sebagai suatu misteri.
“Bagi saya, perjalanan panggilan hidup Imamat adalah sebuah misteri yang hanya Tuhan yang tahu. Saat masuk formasi pendidikan calon imam, saya hanya berusaha menjalani, meski kadang menyisahkan pertanyaan bahwa Tuhan mau apa dengan hidup saya,” ungkap Romo Tiro.
Usai misa, acara di lanjutkan dengan ramah-tamah di Aula Paroki St. Petrus Langowan, kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Daniel Mandagi di Desa Kawatak.
Sementara itu, salah satu tokoh umat Paroki St. Petrus Langowan Canisius Soriton juga mengungkapkan bahwa momentum kedatangan empat imam Jesuit ini menjadi berkat bagi umat Paroki St. Petrus Langowan.
“Syukur kepada Allah, berkat penyelenggaraannya, semua hal yang diagendakan dalam perayaan syukur ini telah berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana yang diharapkan,” ucap Soriton.
(Frangki Wullur)