Manado – Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS), Rabu (5/10/2016) menggelar Musyawarah Luar Biasa (Muslub) pelaksanaan ini dilakukan terkait pengunduran diri Koordinator JIPS Donny Aray.
Pengunduran diri tersebut terkait pindah tugasnya Koordinator JIPS Donny Aray dari pos liputan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut. Posisi yang ditinggalkan Aray ini kemudian dibahas dalam rapat bersama 33 anggota JIPS.
Dalam rapat tersebut diwarnai hujan interupsi. Beberapa anggota JIPS mempertanyakan mekanisme pemilihan koordinator, ada juga yang mempersoalkan keanggotaan.
Namun, dinamika mencair ketika Aray yang memimpin rapat musyawarah mengajak anggota JIPS mengarahkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Hasilnya disepakati pada putaran pertama dilakukan pemilihan untuk mencari tiga nama dengan suara terbanyak, dan putaran selanjutnya dipilih lagi mencari satu nama dengan suara terbanyak 50 ditambah 1.
Nama dengan suara terbanyak nantinya akan meneruskan jabatan koordinator hingga 24 April 2017. Proses pemilihan akhirnya berjalan demokrasi.
Beberapa nama muncul pada putaran pertama, diantaranya Jemsy Tuju, Ronald Rompas, Rolf Rumintang, Donald Taliwongso, Budi Rarumangkai, Steven Walukow dan Vicktor Rarung.
Dari hasil voting, empat nama dengan suara terbanyak. Jemsy mendapat 11 suara, Ronald 4 suara, Rolf dan Budi 3 suara. Budi akhirnya memilih mundur di putaran kedua. Pemilihan dilanjutkan, hasil perhitungan Jemsy memperoleh 15 suara dan Rolf 17 suara.
Rolf yang dipercayakan menjadi koordinator JIPS menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Kata dia, tugas ini akan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
“Saya juga minta dukungan seluruh anggota JIPS. Kebersamaan yang kita bangun selama ini harus terus dikembangkan. Hal-hal yang masih kurang, kita perbaiki sama-sama. Mari kita membangun kemitraan dengan Pemprov Sulut tanpa meninggalkan independensi kita sebagai jurnalis,” tandasnya.
Terpisah, Jemsy Tuju mengaku puas dengan proses pemilihan koordinator JIPS. Kata dia, organisasi ini bagian dari pembelajaran menentukan sikap dan karakter.
“JIPS bukan organisasi untuk gagah-gagahan. Kita hadir untuk kebersamaan, jadi siapapun yang menjadi koordiantor selagi masih berjalan di jalur AD/ART pasti kita dukung,” tandasnya. (***/Rizath Polii)