Oleh: Dr Jerry Massie MA DMin PhD
UNTUK menetukan siapakah yang layak menjadi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat di Indonesia maka partai mercy biru tersebut selama beberapa hari menggelar konvensi yang dilangsungkan di Jakarta. Istilah Konvensi berarti konfrensi tokoh masyarakat atau perati politik dengan tujuan khusus (memilih calon untuk pemilihan anggota DPR dan sebagainya atau pertemuan partai politik untuk memilih para calon presiden melalui beberapa tahap. Model ini juga diadopsi dari primary election konvensi ala Amerika Serikat yaitu lewat survey dan kampanye publik. Penyaringan pun barangkali akan berjalan alot lantaran para kandidat sama-sama memiliki kans yang besar.
Sama persis halnya dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat waktu lalu, dimana ada beberapa nama yang masuk bursa untuk maju, akhirnya ada dua nama yang bersaing ketat dalam memperebutkan tiket ke pencalonan Pilpres negeri Paman Sam waktu itu. Pertarungan dua musuh bebuyutan sekaligus juga kolega oun tak terelakan yakni, istri mantan Presiden Bill Clinton, Hillary Clinton (Yale University) dengan Barrack Obama lulusan The Faculty of Law (Fakultas Hukum) Universitas kenamaan Harvard University tersebut.
Lewat debat serta adu visi dan program keduanya akhirnya Barrack Obama-lah yang tampil sebagai the winner (pemenang) dan berhak mewakili Partai Demokrat menantang wakil Partai Republic Jhon Mc Cain. Begitu pula saat ini Partai Demokrat di Indonesia yang didirikan pada 9 September 2011 dan disahkan 27 Agustus 2003 ini telah menyaring dan menyeleksi siapakah diantara dari nama-nama yang diuji nantinya akan menjadi Capres dan Cawapres 2014, setelah empat peserta lainnya mengundurkan diri yakni, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Rustriningsih.
Begitu pula dengan Ketua MK Mahmud MD yang secara mengejutkan menyatakan ikut mundur. Menariknya dari para peserta terdapat nama Gubernur yang bakal bersaing ketat yaitu, the best governor of Indonesia in 2012 from North Sulawesi (Sulawesi Utara) Dr Sinyo Harry Sarundajang.
Disamping Sarundajang terdapat pula 10 nama lain, yang kwalitasnya di atas rata-rata. Lantas siapa diantarnya yang bakal meraih tiket ke Pilpres mendatang mewakili PD? paling tidak setelah itu masih akan terjadi adu strategi, diantaranya: Rektor Universitas Paramadina (Anis Baswedan), Ketua DPR (Marzuki Alie), Menteri BUMN (Dahlan Iskan) Mantan Menpora (Hayono Isman), Dubes AS (Dino Patti Jalal), Ketua DPD (Irman Gusman), Ali Masykur Musa (Mantan politisi PKB), Endrianto Sutarto (Mantan Panglima TNI), Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan), Pramono Edhie (Mantan KSAD).
Bisa dipastikan ada lima nama yang akan bersaing ketat yaitu Sarundajang, Dahlan Iskan (Birokrat), Anis Baswedan (Akademisi), Militer (Pramono Edhie.) konsulat (Dino Patti Jalal) dan Gita Wiryawan.
Paling tidak para kontestan telah memaparkan grand design serta master plan mereka untuk Indonesia. Jika dilihat dari chance (peluang), maka Sarundajang cukup punya kans. Setelah dirinya mampu memaparkan sebuah startegi langkah yakni “Indonesia Blue”. Ini merupakan buah pemikiran Sarundajang menggingat Indonesia merupakan wilayah perairan yang cukup luas. Betapa tidak selain beliau memiliki otak yang brilian serta memiliki political policy (kebijakan politik) dan point of view (sudut pandang) tentang Indonesia ke depan, selain itu dirinya juga mewakili Indonesia Timur, serta wakil kelompok minoritas (Kristen).
Ditambah lagi dukungan dari para petinggi salah satunya Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan yang telah menyatakan dukungannya terhadap SHS begitu pula dengan Reza Aly Ketua DPP-PD yang sempat menyebut SHS sebagai golden gate yang berpotensi memimpin bangsa Indonesia.
Padahal jika Mahfud MD tak mundur, SHS lebih afdol menjadi pasangannya sebagai Wakil Presiden namun dengan tak majunya Mahfud berarti peluang Sarundajang akan semakin terbuka. Bukan itu saja seandainya dirinya terpilih ini merupakan sejarah baru dalam demokrasi di Indonesia, dimana wakil dari kelompok minoritas yang menjadi Capres maupun Cawapres.
Pesaing kuat SHS yakni mantan Gita Wiryawan beliau merupakan sosok yang bersih, selain itu dia memiliki strong leadership yang kuat dan communication skill yang baik. Bicara soal politik dinasti political family (politik keluarga) maka peluang terbesar ada ditangan besan Presiden SBY Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie, bicara political race (politik suku) ditangan Dahlan Iskan asli Magetan Jawa Timur sedangkan, political companions (politik sahabat), Marzuki Alie paling dijagokan political military (Endiarto Sutarto) punya peluang.
Disisi lain duet juga yang gak kalah mentereng jika dipasangkan yakni Gita Wiryawan Menteri Perdagangan RI berpasangan dengan Anis Baswedan (Akademisi) lulusan University of Maryland (S2) Nothern Illinois University untuk program doktoralnya. Ketua PBSI ini dinilai juga merupakan figur potensial. Pria yang berdarah Manado ini disebut-sebut cukup berpeluang.
Konvesi sudah digelar dan rencananya akan berakhir pada tahun 2014 mendatang. Jadi para kandidat barangkali harus continue untuk memperkenalkan sepertibapa visi dan misi mereka. Menariknya Dinno Patti Jalal langsung memutuskan mundur sebagai diplomat terkait konvensi ini. Peluang SHS masih terbuka apalagi dia waktu survei dari beberapa lembaga masuk salah satu nominasi bahkan sempat berada di 5 besar. Dengan segudang pengalaman mampukah Sang Maestro dari Timur yang cukup fenomenal ini mampu melejit untuk dicalonkan sebagai Capres. Atau mungkinkah sebagai Cawapres ini masih butuh pembuktian dari peraih Doktor Ilmu Politik dari UGM ini. (*)
Penulis: dosen dan konsultan politik
Oleh: Dr Jerry Massie MA DMin PhD
UNTUK menetukan siapakah yang layak menjadi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat di Indonesia maka partai mercy biru tersebut selama beberapa hari menggelar konvensi yang dilangsungkan di Jakarta. Istilah Konvensi berarti konfrensi tokoh masyarakat atau perati politik dengan tujuan khusus (memilih calon untuk pemilihan anggota DPR dan sebagainya atau pertemuan partai politik untuk memilih para calon presiden melalui beberapa tahap. Model ini juga diadopsi dari primary election konvensi ala Amerika Serikat yaitu lewat survey dan kampanye publik. Penyaringan pun barangkali akan berjalan alot lantaran para kandidat sama-sama memiliki kans yang besar.
Sama persis halnya dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat waktu lalu, dimana ada beberapa nama yang masuk bursa untuk maju, akhirnya ada dua nama yang bersaing ketat dalam memperebutkan tiket ke pencalonan Pilpres negeri Paman Sam waktu itu. Pertarungan dua musuh bebuyutan sekaligus juga kolega oun tak terelakan yakni, istri mantan Presiden Bill Clinton, Hillary Clinton (Yale University) dengan Barrack Obama lulusan The Faculty of Law (Fakultas Hukum) Universitas kenamaan Harvard University tersebut.
Lewat debat serta adu visi dan program keduanya akhirnya Barrack Obama-lah yang tampil sebagai the winner (pemenang) dan berhak mewakili Partai Demokrat menantang wakil Partai Republic Jhon Mc Cain. Begitu pula saat ini Partai Demokrat di Indonesia yang didirikan pada 9 September 2011 dan disahkan 27 Agustus 2003 ini telah menyaring dan menyeleksi siapakah diantara dari nama-nama yang diuji nantinya akan menjadi Capres dan Cawapres 2014, setelah empat peserta lainnya mengundurkan diri yakni, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Rustriningsih.
Begitu pula dengan Ketua MK Mahmud MD yang secara mengejutkan menyatakan ikut mundur. Menariknya dari para peserta terdapat nama Gubernur yang bakal bersaing ketat yaitu, the best governor of Indonesia in 2012 from North Sulawesi (Sulawesi Utara) Dr Sinyo Harry Sarundajang.
Disamping Sarundajang terdapat pula 10 nama lain, yang kwalitasnya di atas rata-rata. Lantas siapa diantarnya yang bakal meraih tiket ke Pilpres mendatang mewakili PD? paling tidak setelah itu masih akan terjadi adu strategi, diantaranya: Rektor Universitas Paramadina (Anis Baswedan), Ketua DPR (Marzuki Alie), Menteri BUMN (Dahlan Iskan) Mantan Menpora (Hayono Isman), Dubes AS (Dino Patti Jalal), Ketua DPD (Irman Gusman), Ali Masykur Musa (Mantan politisi PKB), Endrianto Sutarto (Mantan Panglima TNI), Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan), Pramono Edhie (Mantan KSAD).
Bisa dipastikan ada lima nama yang akan bersaing ketat yaitu Sarundajang, Dahlan Iskan (Birokrat), Anis Baswedan (Akademisi), Militer (Pramono Edhie.) konsulat (Dino Patti Jalal) dan Gita Wiryawan.
Paling tidak para kontestan telah memaparkan grand design serta master plan mereka untuk Indonesia. Jika dilihat dari chance (peluang), maka Sarundajang cukup punya kans. Setelah dirinya mampu memaparkan sebuah startegi langkah yakni “Indonesia Blue”. Ini merupakan buah pemikiran Sarundajang menggingat Indonesia merupakan wilayah perairan yang cukup luas. Betapa tidak selain beliau memiliki otak yang brilian serta memiliki political policy (kebijakan politik) dan point of view (sudut pandang) tentang Indonesia ke depan, selain itu dirinya juga mewakili Indonesia Timur, serta wakil kelompok minoritas (Kristen).
Ditambah lagi dukungan dari para petinggi salah satunya Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan yang telah menyatakan dukungannya terhadap SHS begitu pula dengan Reza Aly Ketua DPP-PD yang sempat menyebut SHS sebagai golden gate yang berpotensi memimpin bangsa Indonesia.
Padahal jika Mahfud MD tak mundur, SHS lebih afdol menjadi pasangannya sebagai Wakil Presiden namun dengan tak majunya Mahfud berarti peluang Sarundajang akan semakin terbuka. Bukan itu saja seandainya dirinya terpilih ini merupakan sejarah baru dalam demokrasi di Indonesia, dimana wakil dari kelompok minoritas yang menjadi Capres maupun Cawapres.
Pesaing kuat SHS yakni mantan Gita Wiryawan beliau merupakan sosok yang bersih, selain itu dia memiliki strong leadership yang kuat dan communication skill yang baik. Bicara soal politik dinasti political family (politik keluarga) maka peluang terbesar ada ditangan besan Presiden SBY Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie, bicara political race (politik suku) ditangan Dahlan Iskan asli Magetan Jawa Timur sedangkan, political companions (politik sahabat), Marzuki Alie paling dijagokan political military (Endiarto Sutarto) punya peluang.
Disisi lain duet juga yang gak kalah mentereng jika dipasangkan yakni Gita Wiryawan Menteri Perdagangan RI berpasangan dengan Anis Baswedan (Akademisi) lulusan University of Maryland (S2) Nothern Illinois University untuk program doktoralnya. Ketua PBSI ini dinilai juga merupakan figur potensial. Pria yang berdarah Manado ini disebut-sebut cukup berpeluang.
Konvesi sudah digelar dan rencananya akan berakhir pada tahun 2014 mendatang. Jadi para kandidat barangkali harus continue untuk memperkenalkan sepertibapa visi dan misi mereka. Menariknya Dinno Patti Jalal langsung memutuskan mundur sebagai diplomat terkait konvensi ini. Peluang SHS masih terbuka apalagi dia waktu survei dari beberapa lembaga masuk salah satu nominasi bahkan sempat berada di 5 besar. Dengan segudang pengalaman mampukah Sang Maestro dari Timur yang cukup fenomenal ini mampu melejit untuk dicalonkan sebagai Capres. Atau mungkinkah sebagai Cawapres ini masih butuh pembuktian dari peraih Doktor Ilmu Politik dari UGM ini. (*)
Penulis: dosen dan konsultan politik