
Tomohon, BeritaManado.com — Berjuang untuk ibunda tercinta dan juga orang lain dalam pusaran Pandemi COVID-19 mungkin adalah ujian terberat bagi seorang tenaga kesehatan.
Itulah yang dialami langsung oleh Meifa Waroka, seorang tenaga kesehatan sekaligus juga personil Gugus Tugas COVID-19 Puskesmas Koya, Tondano.
Siang hari, Meifa Waroka dan rekan satu tim harus siap sedia dengan tugas pelayanan masyarakat, baik di Puskesmas maupun di lapangan.
Bahkan, dalam tugas sebagai Tim Gugus Tugas COVID-19 Puskesmas Koya, ia tak jarang harus door to door ke rumah warga, hanya untuk memastikan target yang dikunjungi itu bebas COVID-19 atau sebaliknya.

Beban tugas tersebut terasa lebih berat saat ibunda tercinta harus diisolasi di salah satu rumah sakit karena terpapar COVID-19.
“Jadi siang hari saya piket di Puskesmas dan malam hari piket di Rumah Sakit untuk mendampingi ibu meski tidak ada kontak langsung, karena situasi yang tidak memungkinkan. Saya rasa ini ujian terberat dari sekedar berburu calon pasien, mendampingi pemakaman dengan Protokol COVID-19 ataupun menjadi pasien. Semua itu sudah dan sedang saya alami,” ujar Meifa Waroka.
Ditambahkannya, dari sisi manusiawi beban itu terasa sangat berat untuk dipikul, namun sebagai orang Kristen dirinya mengaku punya probadi yang terus menopang yaitu Yesus Kristus.
“Terima kasih kepada keluaurga dan sahabat yang selalu mendukung kami dalam doa. Semoga Tuhan tetap memberikan perlindungan kepada kita semua dari ancaman COVID-19 ini,” ucapnya.
(Frangki Wullur)