Bitung, BeritaManado.com – Pengurus Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung resmi dibentuk dan dikukuhkan, Selasa (22/09/2020).
Pengukuhan itu digelar di Riverside Resto and Cafe Manembo-nembo dan dihadiri Wakil Wali (Wawali) Kota Bitung, Maurits Mantiri.
Menariknya, dalam struktur kepengurusan Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung dihiasi tokoh dan sejumlah mantan birokrat, politisi juga anggota DPRD berdarah Nusa Utara.
Diantaranya mantan Wakil dan Plt Bupati Taluad, Petrus Simon Tuange, Herman Bawuoh, Jhon Palandung, Helmud Hontong, Benyamin Kanarang, Olden Lahamendu, Harto Kahiking dan Sumisan Sundana.
Namun untuk posisi ketua dipercayakan dipegang Budi Madea dan sekretaris, Amos Ghama Kakomba.
Budi usai pengukuhan mengatakan, kehadiran Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung sebagai wadah pemersatu masyarakat Nusa Utara di Kota Bitung.
“Organisasi ini mempersatukan masyarakat Sangihe, Talaud, Siau, Tagulandang dan Biaro yang ada di Kota Bitung. Dan hari ini resmi terbentuk serta dikukuhkan Pak Wakil, Maurits Mantiri,” kata Budi.
Selain pengukuhan, kata Budi, pengurus Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung menyampaikan tujuh pernyataan sikap.
Diantaranya akan mendukung dan mensukseskan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 dan akan mengawal bagi suksesnya pelaksanaan.
“Masyarakat Nusa Utara dalam satu paguyuban ini bersatu menyatakan dukungan terhadap calon Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw. Dan mendukung Calon Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM dan Wakil Walikota Hengky Honandar SE,” katanya.
Juga kata dia, dalam acara itu, atas nama Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung mengutus Maurits Mantiri sebagai putra Nusa Utara untuk maju bertarung di Pilkada 2020.
Sementara itu, Maurits mengapresiasi terbentuknya pengurus Masyarakat Nusa Utara Kota Bitung dan menyampaikan jika dirinya benar-benar lahir dari rahim seorang ibu beradarah Nusa Utara.
Ia juga menyampaikan soal agenda KPU yang akan diikuti yakni penetapan dan pencabutan nomor undian agar masyarakat menyaksikan dari rumah saja atau posko yang disiapkan dengan memperhatikan pembatasan dalam protokol kesehatan.
“Kami tidak mengajak karena sudah mendapat teguran dari pusat ketika tahap pendaftaran awal September 2020. Waktu itu kami juga kaget ada banyak massa yang datang tanpa arahan kami dan itu jangan terulang lagi,” katanya.
(abinenobm)