Manado – Dalam aksi damai di depan kantor KPU Kota Manado dan KPU Sulut yang diikuti ribuan warga masyarakat, dipaparkan skenario upaya penjegalan pencalonan Imba-Boby.
Disampaikan Yudistira Nusrin, salah satu orator aksi bahwa di TMS (tidak memenuhi syarat) – kan Imba-Boby telah di setting secara tersturktur dan masiv.
Ini dugaan skenario digugurkannya Imba-Boby:
1. Masa sanggah 7 hari sudah selesai pasca penetapan, tapi masih dipersoalkan akan status Imba yang dituding masih berstatus bebas bersyarat.
2. Pengadu DKPP atas nama Syarif Darea merupakan tim sukses salah pasangan calon sesuai pengakuan Ketua KPU Manado.
3. Pernyataan Mendagri yang mengatakan bahwa salah satu peserta Pilkada akan digugurkan, terkesan politis karena disampaikan sebelum ada keputusan KPU Manado sebagai penyelenggara pemilu.
Yudistira juga menuding proses demokrasi menuju Pilkada 9 Desember mendatang ditunggangi oleh oknum yang ingin merusak jalannya demokarasi di Kota Manado.
“Di TMS-kan Imba-Boby, ini jelas-jelas keputusan untuk merusak demokrasi di Manado. Tanpa dasar hukum yang jelas, penyelenggara Pilkada menggugurkan Imba-Imba,” seru Yudistira yang juga ketua Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) Sulut. (leriandokambey)
Manado – Dalam aksi damai di depan kantor KPU Kota Manado dan KPU Sulut yang diikuti ribuan warga masyarakat, dipaparkan skenario upaya penjegalan pencalonan Imba-Boby.
Disampaikan Yudistira Nusrin, salah satu orator aksi bahwa di TMS (tidak memenuhi syarat) – kan Imba-Boby telah di setting secara tersturktur dan masiv.
Ini dugaan skenario digugurkannya Imba-Boby:
1. Masa sanggah 7 hari sudah selesai pasca penetapan, tapi masih dipersoalkan akan status Imba yang dituding masih berstatus bebas bersyarat.
2. Pengadu DKPP atas nama Syarif Darea merupakan tim sukses salah pasangan calon sesuai pengakuan Ketua KPU Manado.
3. Pernyataan Mendagri yang mengatakan bahwa salah satu peserta Pilkada akan digugurkan, terkesan politis karena disampaikan sebelum ada keputusan KPU Manado sebagai penyelenggara pemilu.
Yudistira juga menuding proses demokrasi menuju Pilkada 9 Desember mendatang ditunggangi oleh oknum yang ingin merusak jalannya demokarasi di Kota Manado.
“Di TMS-kan Imba-Boby, ini jelas-jelas keputusan untuk merusak demokrasi di Manado. Tanpa dasar hukum yang jelas, penyelenggara Pilkada menggugurkan Imba-Imba,” seru Yudistira yang juga ketua Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) Sulut. (leriandokambey)