Manado — Belakangan, media sosial ramai oleh kritikan netizen terhadap kegiatan bersepeda yang dilakukan oleh Polda Sulut.
Meski tujuannya untuk sosialisasi melawan COVID-19 atau virus corona, tapi netizen menilai, tindakan tersebut kurang pas mengingat adanya penerapan social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Hal tersebut pun langsung diklarifikasi oleh Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast kepada media massa, yang menerangkan bahwa kegiatan bersepeda Irjen Royke tersebut dilaksanakan pada Sabtu (21/3/2020) pagi dan telah mematuhi semua protokoler keselamatan terkait COVID-19.
“Pelaksanaan bersepeda tersebut dilakukan sesuai dengan protokoler, terutama social distancing, dimana memastikan ada jarak dari setiap pesepeda, ya karena ini olahraga perorangan. Mungkin yang dilihat adalah foto waktu garis start, tapi kalau diperhatikan, itu di atur jarak dan waktunya tidak lama,” ujar Jules.
Setelah kegiatan bersepeda tersebut, Irjen Royke Lumowa terus melanjutkan kegiatannya dengan mensosialisasikan bahaya COVID-19 lewat Satgas yang dibentuknya, sampai turun tangan langsung dalam penanganan di lapangan seperti melakukan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat ibadah dan lainnya serta memantau kondisi daerah keramaian.
Hal tersebut dilakukannya sambil terus menjalankan tugas sebagai Kapolda Sulut yang diperhadapkan pada banyak kasus seperti tambang ilegal, togel, peningkatan keamanan wilayah dan lainnya.
Upaya-upaya tersebut pun membuahkan hasil yang baik, padahal Irjen Royke belum genap 2 bulan bertugas sebagai Kapolda Sulut.
Berdasar pada hal-hal tersebut, masalah terkait kegiatan bersepeda harusnya telah selesai dan kini lebih fokus pada langkah selanjutnya untuk menangani COVID-19.
Pangbes Waraney Puser In Tana Toar Lumimuut: Kapolda Sulut tidak perlu dicopot
Stefan Obadja Voges, seorang akademisi Unsrat dan pengamat hukum ini mengatakan, Kapolda Sulut Irjen Royke Lumowa tidak perlu dicopot, karena sudah melakukan klarifikasi lewat Kabidhumas.
Hal tersebut, kata Stefan sudah cukup menjawab pertanyaan publik terkait pelaksanaan bersepeda.
“Saya yakin, jika maklumat itu sudah beliau ketahui, tidak mungkin beliau melanggarnya,” ujar Stefan kepada BeritaManado.com, Selasa (24/3/2020).
Lanjutnya, selain itu, sudah lama Sulawesi Utara (Sulut) tidak memiliki Kapolda seorang Putra Daerah, hal ini sebenarnya memiliki banyak dampak positif bagi Kepolisian Daerah (Polda).
“Kecintaan dan kepedulian beliau terhadap daerah pasti sangat tinggi. Apalagi sebagai putra daerah, beliau lebih mengenal karakteristik budaya dan tatanan sosial di Sulut. Selama beliau masih menjabat, banyak hal yang dapat kita perjuangkan sebagai sesama Putra Daerah,” pungkas Pangbes Waraney Puser In Tana Toar Lumimuut ini.
(SriSurya)