MANADO – Sistem transportasi kota Manado yang semakin semrawut mendapat perhatian khusus dari Calon Walikota dan Wakil Walikota Jalur Independen, Louis Nangoy, SH. dan KH. Drs. Rizali M. Noor. Menurut mereka, pemerintahan kedepan harus segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan transportasi mulai dari kemacetan sampai dengan sistem pelayanannya.
Calon Walikota, Louis Nangoy berpendapat, bahwa pusat-pusat aktivitas dan keramaian di kota Manado yang cenderung sentralistik, mengakibatkan arus transportasipun cenderung sentralistik. Akibatnya, kemacetan tidak terhindarkan. Apalagi kapasitas jalan yang sudah tidak seimbang dengan volume kendaraan.
Oleh karena itu, kedepan, harus ditata pusat-pusat parkir dan titik-titik penghentian angkutan kota di sekitar pusat keramaian, sehingga kendaraan tidak lagi masuk ke pusat-pusat keramaian tersebut. Konsekuensinya, harus dibangun sarana pedestrian yang nyaman. “Jadi masyarakat cukup berjalan kaki saja ke pusat perbelanjaan dan sebagainya”.
Menurut Louis, untuk mewujudkan hal tersebut, memang merupakan sebuah program jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendeknya, pemerintah harus segera membuat kajian tentang tingkat kejenuhan volume angkutan kota, agar tidak over kapasitas.
Sebab hal tersebut akan berdampak pada menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan kota. Akibatnya, pelayanan menjadi tidak maksimal karena para sopir cenderung kebut-kebutan, ugal-ugalan, melanggar rambu lalu lintas, menurunkan dan menaikkan penumpang seenaknya dengan alasan mengejar setoran.,Pemerintah juga berkewajiban untuk menjaga tingkat pendapatan para sopir angkutan kota.
Sementara, KH. Rizali M. Noor menambahkan, masyarakat juga harus dibudayakan untuk menggunakan angkutan kota. Tentu harus diimbangi dengan pelayanan dan kenyamanan angkutan kota yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar bisa membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat sehingga memberi kontribusi terhadap tingkat kemacetan dan menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan kota.
Ketika ditanya tentang keberadaan Bis Trans Kawanua, KH. Rizali menjawab pada prinsipnya tentu masyarakat menginginkan sistem transportasi yang murah dan nyaman. Jadi, sepanjang itu betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat dan tidak bersentuhan dengan lahan garapan angkutan kota yang lain, tidak ada masalah.
MANADO – Sistem transportasi kota Manado yang semakin semrawut mendapat perhatian khusus dari Calon Walikota dan Wakil Walikota Jalur Independen, Louis Nangoy, SH. dan KH. Drs. Rizali M. Noor. Menurut mereka, pemerintahan kedepan harus segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan transportasi mulai dari kemacetan sampai dengan sistem pelayanannya.
Calon Walikota, Louis Nangoy berpendapat, bahwa pusat-pusat aktivitas dan keramaian di kota Manado yang cenderung sentralistik, mengakibatkan arus transportasipun cenderung sentralistik. Akibatnya, kemacetan tidak terhindarkan. Apalagi kapasitas jalan yang sudah tidak seimbang dengan volume kendaraan.
Oleh karena itu, kedepan, harus ditata pusat-pusat parkir dan titik-titik penghentian angkutan kota di sekitar pusat keramaian, sehingga kendaraan tidak lagi masuk ke pusat-pusat keramaian tersebut. Konsekuensinya, harus dibangun sarana pedestrian yang nyaman. “Jadi masyarakat cukup berjalan kaki saja ke pusat perbelanjaan dan sebagainya”.
Menurut Louis, untuk mewujudkan hal tersebut, memang merupakan sebuah program jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendeknya, pemerintah harus segera membuat kajian tentang tingkat kejenuhan volume angkutan kota, agar tidak over kapasitas.
Sebab hal tersebut akan berdampak pada menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan kota. Akibatnya, pelayanan menjadi tidak maksimal karena para sopir cenderung kebut-kebutan, ugal-ugalan, melanggar rambu lalu lintas, menurunkan dan menaikkan penumpang seenaknya dengan alasan mengejar setoran.,Pemerintah juga berkewajiban untuk menjaga tingkat pendapatan para sopir angkutan kota.
Sementara, KH. Rizali M. Noor menambahkan, masyarakat juga harus dibudayakan untuk menggunakan angkutan kota. Tentu harus diimbangi dengan pelayanan dan kenyamanan angkutan kota yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar bisa membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat sehingga memberi kontribusi terhadap tingkat kemacetan dan menurunnya tingkat pendapatan para sopir angkutan kota.
Ketika ditanya tentang keberadaan Bis Trans Kawanua, KH. Rizali menjawab pada prinsipnya tentu masyarakat menginginkan sistem transportasi yang murah dan nyaman. Jadi, sepanjang itu betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat dan tidak bersentuhan dengan lahan garapan angkutan kota yang lain, tidak ada masalah.