Manado, BeritaManado.com – Pandemi Covid-19 membuat banyak kebiasaan dalam keseharian berubah.
Mulai dari meningkatnya literasi, digitalisasi hingga pola konsumsi.
Namun tak disangka, kebiasaan masyarakat Sulut menggunakan BBM bersubsidi nampakmya ikut beralih juga ke BBM Non Subsidi/Bahan Bakar Khusus (BBK).
Konsumsi BBK di Sulut meningkat 43% selama bulan Juni-Juli 2020.
Yang sangat diuntungkan adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Bagaimana tidak, lebih dari Rp2,8 miliar menambah pendapatan daerah melalui kontribusi Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Sesuai data, rata-rata PBBKB bulan Januari-Mei Rp6,5 miliar meningkat Rp2,8 miliar menjadi Rp9,3 miliar rupiah selama Juni-Juli.
Untuk PBBKB bahan bakar subsidi statis menyumbang kontribusi lebih dari Rp5 miliar dari bulan-bulan sebelumnya.
Surplus ini didapat dari perhitungan prosentase PBBKB untuk BBK adalah sebesar 7,5% pernah liter rupiah.
Dibandingkan dengan BBM bersubsidi hanya 5% per liter rupiah.
Sales Area Manager Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ditemui dalam acara Media Gathering Pertamina mengatakan hal ini sudah kami laporkan ke Gubernur dan mendapatkan apresiasi.
“Gubernur berkomitmen mendorong masyarakat untuk beralih ke BBK. Di saat daerah memerlukan tambahan dana untuk penanganan Covid-19, pemasukan dari PBBKB menjadi vital. Ini bagus untuk pembangunan Sulut kedepan,” tuturnya.
Unit Manager Communication dan CSR Laode Mursali saat di konfirmasi terpisah mengatakan total kontribusi PBBKB untuk wilayah Sulawesi selama Januari-Juli 2020 adalah sebesar lebih dari Rp682 miliar terbagi untuk 6 provinsi.
Sulawesi Selatan mendapat PBBKB 43% dari itu, disusul Sulawesi Tengah 16% dan Sulawesi Utara 15%.
“Kami mendorong masyarakat untuk beralih ke Bahan Bakar Non Subsidi, selain membuat mesin awet, tentunya masyarakat bisa lebih berkontribusi ke pembangunan daerah,” pungkas Laode.
(***/Finda Muhtar)