
Manado — Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Dampak dari banjir bandang yang menerpa Kota Manado, banyak warga kesulitan air bersih dan air minum.
Guna mengatasi kesulitan sebagian warga kota Manado, sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) dan komunitas WhatsApp Group (WAG) bergotongroyong membantu warga.
Penggagas kegiatan antara lain, komunitas WAG SulutGo Basudara yang beranggotakan sejumlah tokoh asal Sulawesi Utara dan Gorontalo yang kini berdomisili di daerah masing-masing maupun diperantauan.
Selain itu, sejumlah ormas ikut bermapalus dalam kegiatan positif ini, antara lain Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP), Gerakan Perempuan Merah Putih Indonesia (GPMPI), Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (Apedi), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Sulawesi Utara serta Kelompok Lanjut Usia (Lansia) Sinode GMIM.
Bakti sosial yang sangat esensial yaitu membagi air bersih dan air minum, telah dimulai Minggu (24/1/2021) dan akan berkelanjutan hingga sepekan ke depan.
Air diangkut dengan truck air bersih, yaitu dari sumber mata air bersih yang biasa dijadikan air isi ulang di desa Warembungan, Kabupaten Minahasa.
Truck air bersih berkeliling dan mendatangi titik-titik terdampak banjir di Kota Manado.
“Sejak Minggu kami sudah melayani titik terdampak di kawasan Tingkulu. Kami melihat langsung banyak warga kesulitan air bersih,” ujar Roosje Kalangi yang menjadi koordinator bakti sosial gotong royong itu.
Pada Selasa (26/1/2021), Roosje Kalangi dan tim mendatangi pula titik banjir yang lumayan parah di kawasan perumahan Welong Abadi, Kelurahan Malendeng, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
Sasaran utama distribusi air adalah Posko Bantuan Banjir di lingkungan 6, 7 dan 8 Kelurahan Malendeng.
Kepala Lingkungan dan warga setempat pun menyambut dengan baik bantuan tersebut.
“Untuk menampung air bersih, kami telah siapkan tong berukuran 1,500 liter di Posko Banjir. Warga boleh ambil air bersih di sini,” ujar Ronny Batas, Kepala Lingkungan 7 Welong Abadi Malendeng.
Roosje pun medistribusikan air bersih di situ, tidak hanya untuk satu kali tapi bisa untuk berulang kali.
“Jika sudah mau habis beritahu kami. Segera kami drop lagi ya,” pesan Roosje kepada warga Welong Abadi.
Kawasan Welong Abadi diketahui berdekatan dengan sejumlah kampus negeri, diantaranya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Politeknik Farmasi dan Politeknik Gizi.
Puluhan pemilik rumah di Welong Abadi sampai menyewakan rumah mereka sebagai tempat kost mahasiswa.
“Ratusan mahasiswa kost di Welong Abadi,” ujar Jemmy Marentek warga Malendeng.
Sejumlah mahasiswa IAIN Manado yang menyewa di Lingkungan 8 Welong Abadi senang menerima bantuan air.
“Terima kasih atas bantuan air bersihnya. Kami sudah 2-3 hari tidak mandi. Air di sini macet sama sekali,” ujar Rachman seorang mahasiswa.

Para mahasiswa pun menyediakan penampungan seperti galon, ember, loyang dan sebagainya untuk dipakai menampung air bersih.
“Semoga bermanfaat ya. Hanya berupa air bersih yang bisa kami berikan,” kata Roosje Kalangi, Ketua Kelompok Lansia Sinode GMIM.
Saat penyaluran bantuan tersebut, ada kejadian unik waktu truck air bersih dari Warembungan melewati terowongan ring road Manado, di mana ada polisi menghadang truck.
Truck yang sudah agak jauh dari terowongan dikejar Polisi Jalan Raya (PJR).
Sopir pun kaget karena dikejar dan dihadang polisi.
“Kita salah apa komandan,” tanya Boy sang sopir truck air bersih.
Ternyata, polisi tersebut hendak meminta truck air bersih untuk kembali ke terowongan dan menegaskan bahwa hal tersebut adalah perintah komandan.
Dalam kondisi masih bingung dan kaget, Boy kemudian menelpon Roosje Kalangi yang beriringan di depan truck.
Roosje berhenti dan mendekati sang PJR lalu menelepon sang pimpinan.
Saat itulah ketahuan bahwa ternyata Kepala Satuan PJR Polda Sulawesi Utara Kompol Djafar bermaksud baik, yaitu ingin membersihkan jalan ring road yang penuh lumpur.
Djafar yang juga kenalan Roosje mau meminta tolong agar sebagian air di dalam truck disiramkan di jalan supaya bersih.
Roosje dan sopir truck air pun balik arah ke terowongan.
Alhasil, sebagian air bersih di dalam tangki air bermuatan 6000 liter, disiramkan ke jalan raya.
Komandan PJR Polda Sulut Kompol Djafar salut dan berterima kasih atas kerelaan ini.
“Salut dan terimakasih untuk ibu Roosje Kalangi,” ujar Djafar.
Ketika hujan deras menyiram kota Manado pekan lalu, salah satu yang terdampak adalah kawasan terowongan di Manado Outer Ring Road.
Terjadi longsor di kawasan ini dan anehnya, kendati longsor sudah beberapa hari, jalanan di ring road masih saja berlumpur.
Air yang masih banyak di dalam tangki, kemudian didistribusikan kepada warga terdampak banjir.
(***/srisurya)