TOMOHON, beritamanado.com – Sempat kehilangan kontak dengan keluarga, Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Tomohon Drs Octavianus Mandagi berhasil selamat dari gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo yang memicu terjadinya tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah, Jumat (28/09/208).
Kehadiran Mandagi di sana guna menghadiri Festival Palu Nonomi 3 mewakili Pemkot Tomohon.
Kepada BeritaManado.com, mantan Sekretaris DPRD ini mengisahkan musibah yang dialaminya tersebut.
“Sesampai di Kota Palu saya dijemput oleh LO yang merupakan adik tingkat di IPDN, namun belum tahu mau nginap di hotel mana. Kesempatan tersebut saya gunakan untuk jalan-jalan termasuk membeli bawang goreng Palu dan sempat singgah di Palu Grand Mall untuk makan siang. Setelah itu sekitar pukul dua siang akhirnya saya mendapatkan hotel dekat tempat pelaksanaan acara yakni Hotel Grand Duta,” tuturnya.
Jedah menunggu waktu pelaksanaan, Boy sapaan akrabnya memilih untuk beristirahat.
“Sekitar pukul setengah enam sore saya mulai melakukan persiapan. Kemudian ada WA masuk yang memberitahukan bahwa para tamu dan undangan kumpul di Hotel Mercure sebelum ke tempat acara. Sempat juga menelepon istri untuk memberitahukan kepadanya bahwa saya nginap di Hotel Grand Duta.
Saat sementara persiapan tersebut, tiba-tiba terjadi gempa besar terjadi sekitar 10 sampai 15 detik dan saya terpental namun berusaha untuk tetap sadar dan menghindari benda jatuh, beruntung kamar tidak roboh. Sedikit reda, saya kemudian mengambil tas kecil, jacket, HP dan turun ke lobby menggunakan tangga darurat dari lantai IV di tengah suasana gelap gulita dan suara sayup-sayup percakapan tentang adanya hotel yang ambruk,” bebernya.
Sampai di lobby, dilihatnya air dari arah pantai mulai mendekat ke arah hotel.
Karena air yang datang belum tinggi, menurutnya momen diabadikan lewat kamera ponselnya dimana air yang pertama hanya sampai di jalan dan kedua di halaman parkir.
“Nah yang ketiga besar. Karena membahayakan saya naik ke lantai II menggunakan tangga darurat dimana saya melihat air datang dari dua arah dan gedung goyang karena gempa susulan. Saat itu orang-orang di hotel sudah lari menyelamatkan diri, tinggal saya sendiri karena tidak tahu mo kemana,” tutur Mandagi.
Suami tercinta Wulan Roeroe ini baru bisa keluar dari hotel sekitar satu sampai dua jam kemudian dimana air sudah surut.
“Saya sempat duduk termenung. Kemudian keluar menuju ke Hotel Mercure. Dalam perjalanan ini saya sempat menolong orang yang terjebak, bertemu orang yang mencari keluarga mereka. Suasana amburadul, jalan penuh sampah dan material sapuan tsunami sementara mayat-mayat mulai terlihat. Selanjutnya saya mencari posko dan akhirnya bertemu dengan petugas BMKG yang akhirnya menghantarkan saya ke bandara untuk selanjutnya pulang ke Tomohon Minggu siang dan bertemu dengan istri dan anak saya. Ini Kemurahan Tuhan,” kata Mandagi.
(ReckyPelealu)
Baca juga berita terkait bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi Biromaru:
- Peduli Bencana, Polres Minsel Kirim Bantuan ke Sulawesi Tengah
- Presly Korengkeng Ajak Jajaran Pemuda Katolik Minahasa Doakan Korban Bencana Palu
- Pemkot Bitung Kirim Relawan dan Bantuan ke Sulteng
- BERITA FOTO: PALU, You’ll Never Walk Alone
- Alami Kerugian Hingga 450 Miliar, Aprindo Turut Rasakan Duka Gempa dan Tsunami Palu-Donggala
- Gubernur Olly Dondokambey Tepati Janji Kirim Bantuan ke Palu
- WAO, GPJO, GML Galang Dana Untuk Palu
- Keluarga Petra Mandagi Berharap Dukungan Doa Masyarakat Sulut
- Bupati Tetty Paruntu Kirim Bantuan dan Relawan Bantu Bencana Sulteng
- PMII Manado Galang Dana Untuk Korban Bencana di Sulteng
TOMOHON, beritamanado.com – Sempat kehilangan kontak dengan keluarga, Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Tomohon Drs Octavianus Mandagi berhasil selamat dari gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo yang memicu terjadinya tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah, Jumat (28/09/208).
Kehadiran Mandagi di sana guna menghadiri Festival Palu Nonomi 3 mewakili Pemkot Tomohon.
Kepada BeritaManado.com, mantan Sekretaris DPRD ini mengisahkan musibah yang dialaminya tersebut.
“Sesampai di Kota Palu saya dijemput oleh LO yang merupakan adik tingkat di IPDN, namun belum tahu mau nginap di hotel mana. Kesempatan tersebut saya gunakan untuk jalan-jalan termasuk membeli bawang goreng Palu dan sempat singgah di Palu Grand Mall untuk makan siang. Setelah itu sekitar pukul dua siang akhirnya saya mendapatkan hotel dekat tempat pelaksanaan acara yakni Hotel Grand Duta,” tuturnya.
Jedah menunggu waktu pelaksanaan, Boy sapaan akrabnya memilih untuk beristirahat.
“Sekitar pukul setengah enam sore saya mulai melakukan persiapan. Kemudian ada WA masuk yang memberitahukan bahwa para tamu dan undangan kumpul di Hotel Mercure sebelum ke tempat acara. Sempat juga menelepon istri untuk memberitahukan kepadanya bahwa saya nginap di Hotel Grand Duta.
Saat sementara persiapan tersebut, tiba-tiba terjadi gempa besar terjadi sekitar 10 sampai 15 detik dan saya terpental namun berusaha untuk tetap sadar dan menghindari benda jatuh, beruntung kamar tidak roboh. Sedikit reda, saya kemudian mengambil tas kecil, jacket, HP dan turun ke lobby menggunakan tangga darurat dari lantai IV di tengah suasana gelap gulita dan suara sayup-sayup percakapan tentang adanya hotel yang ambruk,” bebernya.
Sampai di lobby, dilihatnya air dari arah pantai mulai mendekat ke arah hotel.
Karena air yang datang belum tinggi, menurutnya momen diabadikan lewat kamera ponselnya dimana air yang pertama hanya sampai di jalan dan kedua di halaman parkir.
“Nah yang ketiga besar. Karena membahayakan saya naik ke lantai II menggunakan tangga darurat dimana saya melihat air datang dari dua arah dan gedung goyang karena gempa susulan. Saat itu orang-orang di hotel sudah lari menyelamatkan diri, tinggal saya sendiri karena tidak tahu mo kemana,” tutur Mandagi.
Suami tercinta Wulan Roeroe ini baru bisa keluar dari hotel sekitar satu sampai dua jam kemudian dimana air sudah surut.
“Saya sempat duduk termenung. Kemudian keluar menuju ke Hotel Mercure. Dalam perjalanan ini saya sempat menolong orang yang terjebak, bertemu orang yang mencari keluarga mereka. Suasana amburadul, jalan penuh sampah dan material sapuan tsunami sementara mayat-mayat mulai terlihat. Selanjutnya saya mencari posko dan akhirnya bertemu dengan petugas BMKG yang akhirnya menghantarkan saya ke bandara untuk selanjutnya pulang ke Tomohon Minggu siang dan bertemu dengan istri dan anak saya. Ini Kemurahan Tuhan,” kata Mandagi.
(ReckyPelealu)
Baca juga berita terkait bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi Biromaru:
- Peduli Bencana, Polres Minsel Kirim Bantuan ke Sulawesi Tengah
- Presly Korengkeng Ajak Jajaran Pemuda Katolik Minahasa Doakan Korban Bencana Palu
- Pemkot Bitung Kirim Relawan dan Bantuan ke Sulteng
- BERITA FOTO: PALU, You’ll Never Walk Alone
- Alami Kerugian Hingga 450 Miliar, Aprindo Turut Rasakan Duka Gempa dan Tsunami Palu-Donggala
- Gubernur Olly Dondokambey Tepati Janji Kirim Bantuan ke Palu
- WAO, GPJO, GML Galang Dana Untuk Palu
- Keluarga Petra Mandagi Berharap Dukungan Doa Masyarakat Sulut
- Bupati Tetty Paruntu Kirim Bantuan dan Relawan Bantu Bencana Sulteng
- PMII Manado Galang Dana Untuk Korban Bencana di Sulteng