Airmadidi – Masyarakat Minahasa Utara (Minut) diminta untuk ikut memantau lingkungan, kalau-kalau ada aktifitas kelompok radikal Gerakan
Fajar Nusantara (Gafatar). Kepala Kesbangpol Minut Arnold Frederik mengakui Gafatar sempat melakukan kegiatan di Minut.
Namun menurutnya Gafatar tidak terdaftar di Kesbangpol Minut.
“Kami sudah pernah mengecek alamat mereka di Kalawat, tetapi ternyata tidak ada,” tutur Frederik, Kamis (14/1/2016).
Saat ini, sambung Frederik, pemerintah tetap memonitor aktifitas Gafatar di Minut.
“Kami berharap peran serta masyarakat untuk menginformasikan kegiatan Gafatar di tengah-tengah lingkungan,” imbaunya.
Sementara itu Kapolres Minut AKBP Eko Irianto SIK melalui Kasat Intelkam AKP Hilman Malaini mengakui sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya aktifitas Gafatar di dareah ini.
“Mereka (Gafatar, red) memang kegiatannya sosial, untuk itu kami tetap akan memantaunya,” ujarnya.
Diketahui belakangan ini Gafatar menjadi perhatian publik karena dikaitkan dengan hilangnya sejumlah orang di Yogyakarta. Mereka diduga kuat direkrut dan bergabung dengan Gafatar. Seperti dilansir detik.com kemarin, Mendagri Tjahjo Kumolom enjelaskan organisasi yang dibentuk Ahmad Musadeq pernah dipidana karena penistaan agama.
Terbentuknya Gafatar dimulai dari pecahnya antara Ahmad Musadeq dan Panji Gumilang yang keduanya adalah anggota NII.
Kemudian Panji Gumilang mendirikan MIM dan Ahmad Musadeq mendirikan Alqiyadah Al-islamiah dan berubah menjadi komunitas Millah Abraham (Komar). Komar ini dinilai oleh MUI sebagai aliran sesat dan menyesatkan sehingga pimpinannya yaitu Ahmad Musadeq pada 2009 dipidana 4 tahun.
Komar kemudian berubah kulit menjadi Gafatar yang dipimpin Mahful Muis dengan meng-cover kegiatannya bersifat sosial.(Finda Muhtar)
Airmadidi – Masyarakat Minahasa Utara (Minut) diminta untuk ikut memantau lingkungan, kalau-kalau ada aktifitas kelompok radikal Gerakan
Fajar Nusantara (Gafatar). Kepala Kesbangpol Minut Arnold Frederik mengakui Gafatar sempat melakukan kegiatan di Minut.
Namun menurutnya Gafatar tidak terdaftar di Kesbangpol Minut.
“Kami sudah pernah mengecek alamat mereka di Kalawat, tetapi ternyata tidak ada,” tutur Frederik, Kamis (14/1/2016).
Saat ini, sambung Frederik, pemerintah tetap memonitor aktifitas Gafatar di Minut.
“Kami berharap peran serta masyarakat untuk menginformasikan kegiatan Gafatar di tengah-tengah lingkungan,” imbaunya.
Sementara itu Kapolres Minut AKBP Eko Irianto SIK melalui Kasat Intelkam AKP Hilman Malaini mengakui sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya aktifitas Gafatar di dareah ini.
“Mereka (Gafatar, red) memang kegiatannya sosial, untuk itu kami tetap akan memantaunya,” ujarnya.
Diketahui belakangan ini Gafatar menjadi perhatian publik karena dikaitkan dengan hilangnya sejumlah orang di Yogyakarta. Mereka diduga kuat direkrut dan bergabung dengan Gafatar. Seperti dilansir detik.com kemarin, Mendagri Tjahjo Kumolom enjelaskan organisasi yang dibentuk Ahmad Musadeq pernah dipidana karena penistaan agama.
Terbentuknya Gafatar dimulai dari pecahnya antara Ahmad Musadeq dan Panji Gumilang yang keduanya adalah anggota NII.
Kemudian Panji Gumilang mendirikan MIM dan Ahmad Musadeq mendirikan Alqiyadah Al-islamiah dan berubah menjadi komunitas Millah Abraham (Komar). Komar ini dinilai oleh MUI sebagai aliran sesat dan menyesatkan sehingga pimpinannya yaitu Ahmad Musadeq pada 2009 dipidana 4 tahun.
Komar kemudian berubah kulit menjadi Gafatar yang dipimpin Mahful Muis dengan meng-cover kegiatannya bersifat sosial.(Finda Muhtar)