Tombulu, BeritaManado.com – Kejahatan dan kekerasan terhadap perempuan menjadi perhatian masyarakat, gereja dan negara.
Demikian khotbah Pdt. Hana Ireine Tamunu, STh, ketika memimpin ibadah Minggu (23/6/2019) pagi, GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Pembacaan alkitab, Hakim-Hakim 4: 1 – 24, ‘Debora dan Barak’.
“Libatkan Tuhan memerangi aksi kekerasan. Kitab Hakim-Hakim menceritakan tindakan Tuhan kepada manusia yang tidak taat,” jelas Pendeta Hana.
Lanjut Pendeta Hana, Tuhan mengutus pemimpin umat Israel yang lepas dari tekanan bangsa asing disebut hakim.
Dua hakim wanita dan pria yaitu Debora dan Barak. Debora adalah nabiah yang memiliki karunia mendengarkan suara Tuhan. Debora selalu minta karunia Allah menyelesaikan masalah orang Israel.
Debora mengajak Barak untuk menghadapi Sisera.
Hidup dalam pertobatan menjauhi larangan Tuhan. Tuhan memerintakan Barak berperang melawan Sisera.
Ada keraguan Barak sehingga memanggil Debora dengan perjanjian ketika menang dalam peperangan maka penghargaan diberikan kepada perempuan.
Debora tidak kuatir mendampingi Barak dalam peperangan.
Tidak ada alasan manusia tidak taat kepada Tuhan.
Namun fakta banyak orang tidak taat menjalankan tanggungjawab iman.
Hidup taat kepada Tuhan dan berjalan dalam keyakinan.
Mengapa Debora yang seorang nabiah tidak takut menghadapi peperangan?
Sebab dia yakin Allah sendiri yang akan memberikan kemenangan itu.
Mereka membunuh Sisera dengan cara mudah ketika Sisera tidur karena kelelehan.
Kasus kematian Sisera menjadi pelajaran kepada manusia agar tidak menganggap remeh.
“Hiduplah taat kepada Tuhan bahkan saat pergumulan,” pungkas Pendeta Hana.
Ibadah dihadiri Ketua BPMJ Pdt. Welly Pudihang STh, Pdt. Veronika STeol, guru agama Fenny Mamuaja SPAK, wakil ketua Pnt. Jopie Warbung, sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, Pelsus Kolom 1 sampai 14 dan ratusan jemaat.
(JerryPalohoon)