Bitung—Kapala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Oktav Kandoli menilai aksi demo dan tuntutan pencopotan oleh wartawan terlalu berlebihan. Mengingat ia menilai, masalah penjepitan tangan salah satu wartawan, Fery Bolung wartawan Gita Lestari FM ketika berusaha melakukan konfirmasi hanya masalah kecil yang sudah dibesar-besarkan.
“Demo itu kan hak, namun kasus yang saya lakukan bukan kasus yang besar namun hanya perbuatan yang tidak disengaja jadi tak perlu dibesar-besarkan. Ini sudah tidak sesuai konteks,” kata Kandoli.
Apalagi menurutnya, ia sudah meminta maaf kepada Bolung dan menganggap masalah tersebut selesai. “Kan sudah ada pertemuan dan saya sudah meminta maaf, jadi tidak ada masalah lagi,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menilai, aksi demo yang dilakukan oleh wartawan hanya membesar-besarkan masalah. Apalagi menuntut dirinya dicopot sebagai kepala dinas, menurutnya tidak setimpal dengan apa yang telah ia perbuat terhadap Bolung.
“Tuntutan itu tidak setimpal jika saya mau dikenakan sanksi pencopotan, karena masalah yang menjadi dasar untuk meminta saya dicopot adalah masalah kecil,” katanya.
Ia sendiri menilai, sangsi yang pantas diterima hanya peringatan atau tandas awas dari pimpinan agar supaya tidak terjadi lagi perbuatan yang sama dikemudian hari. “Bukan pencopotan seperti yang diminta oleh para wartawan,” katanya.
Sementara itu, Kandoli sendiri dengan sengaja menjepit tangan Bolung ketika dimintai keterangan soal perkembangan penanganan karyawan City Mart yang diupah dibawah UMP, Kamis (7/2) lalu.(enk)