Langowan, BeritaManado.com — Kampanye untuk tidak mengkonsumsi satwa liar seperti Yaki di Sulawesi Utara terus dilakukan melalui berbagai cara.
Salah satunya adalah dengan memasang baliho berukuran cukup besar di sejumlah titik lokasi pasar Langowan, Kawangkoan dan Tomohon.
Pada baliho teraebut berisi pesan atau informasi tentang satwa liar dilindungi yang terancam punah.
Materi bahan kampanye selamatkan satwa liar tersebut adalah seekor Yaki dengan anak bayinya yang bertuliskan #bekengsulutbangga tidak mengkonsumsi satwa liar yang dilindungi dan terancam punah.
Koordinator Edukasi Selamatkan Yaki Purnama Nainggolan, bahwa adanya baliho di lokasi pasar tersebut merupakan bentuk edukasi, kampanye serta sosialisasi tentang perdagangan satwa liar ilegal dan dilindungi yang masih ada di Sulawesi Utara.
“Masyarakat masih ada yang belum tahu bahwa Sulawesi Utara memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun sayang, populasi dari satwa liar ini semakin menurun karena sering diburu, diperdagangkan untuk dikonsumsi,” ungkap Nainggolan.
Ditambahkannya, usaha untuk menyadarkan masyarakat harus terus dilakukan karena dengan berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat maka populasi satwa liar yang kebanyakan hanya ada di Sulawesi Utara ini seperti Yaki, tembung, rangkong, sapi hutan, anoa dan banyak sekali jenis burung akan tetap bertahan populasinya.
Satwa ini adalah satwa kebanggaan Sulawesi Utara yang sangat penting untuk ekosistem dimana keseimbangan alam akan terjaga ketika satwa ini ada.
Kepala pasar Langowan Yanni Tulangow menyambut baik pemasangan baliho tersebut, karena Pemerintah Kahupaten Minahasa sendiri sudah mencanangkan kampanye kebanggaan Yaki dan mendukung upaya peningkatan kesasaran masyarakat tentang perdagangan illegal satwa liar yang dilindungi.
“Benar bahwa ada baliho seperti yang dipasang di simpang tiga jalan menuju Desa Karumenga Kecamatan Langowan Timur,” katanya.
Senada dengan itu Direktur PD Pasar Beriman Tomohon Noldy Montolalu juga memberikan lokasi yang strategis untuk dipasang baliho tersebut sehingga bisa dibaca banyak orang.
(***/Frangki Wullur)