Langowan, BeritaManado.com — Sejak permandian pertama pada 19 September 1868 sebagaimana tertulis dalam Buku Baptis I, Gereja Katolik pertama yang berlokasi di Desa Amongena Kecamatan Langowan Timur saat ini belum memiliki nama pelindung.
Menurut catatan sejarah yang ada, beberapa tahun sebelum dan sesudah 1868, persekutuan umat hanya dikenal dikenal dengan nama Gereja/Umat Katolik Langowan dan belum memakai nama pelindung St. Petrus seperti pada saat ini.
Penelusuran sejarah yang terus dilakukan akhirnya membuahkan hasil, dimana pada Sabtu (24/8/2019) diperoleh informasi dari Sekretariat Keuskupan bahwa tahun berdirinya Paroki St. Petrus Langowan yaitu 1880.
Jika merujuk pada tahun tersebut, maka dapat dikatakan bahwa berdirinya Paroki St. Petrus Langowan secara definitif terjadi pada masa dimana Sulawesi Utara masih merupakan bagian dari Vikariat Apostolik Batavia yang membawahi seluruh wilayah Hindia Belanda, dimana pada masa itu Uskupnya adalah Mgr. Petrus Maria Vrancken Pr.
Menurut Buku “Mengenang 140 Tahun Yubelium Permandian Pertama Umat Katolik di Paroki Langowan” halaman 11 bahwa ada imam yang melayani di Minahasa khususnya Langowan yaitu Pater Joan van Meurs SJ pada tahun 1874 dan kemudian Pater Le Cooq d’Armandvile SJ tahun 1883.
Berdasarkan data tersebut, maka untuk sementara dapat disimpulkan bahwa berdirinya Paroki definitif di Langowan dengan nama pelindung St. Petrus terjadi pada masa Pater Joan van Meurs SJ, meski pada saat itu pusat misi Katolik di Minahasa berlokasi di Tomohon (Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon saat ini).
Terkait hal ini, Sejarahwan asal Tomohon Ben Palar mengatakan bahwa memang benar bahwa pusat misi Katolik di seluruh wilayah Minahasa ada di Tomohon dan para misionaris yang datang tinggal di Tomohon. (Frangki Wullur)