Manado – Rapat Konsultasi Pemuda Sinode GMIM tahun 2017 bertempat di wilayah Tenga, akhir pekan lalu, menghasilkan berbagai rekomendasi strategis, diantaranya meminta seluruh stakeholder GMIM mengikuti acuan Tata Gereja dalam pelaksanaan pemilihan Komisi Pemuda Sinode tahun mendatang.
“Tata gereja jangan dibuat kabur, apalagi dianalogikan pribadi apalagi bila ada niat pribadi. Tata gereja ditetapkan sebagai aturan main baku, dibahas dari berbagai pokok pikiran, makna kata pengalaman pelayanan jangan dipersempit dengan pengalaman menjadi penatua,” tukas Pnt. Pingkan Supit SH, ketika diwawancarai sesudah rapat bidang rekomendasi.
Menurut Pingkan Supit, pengalaman pelayanan kategorial bukan hanya penatua, karena pelayanan itu holistik, kolektif kolegial.
“Membaca ketentuan batang tubuh dari aturan itu perlu melihat utuh, di tata gereja diatur tentang 2 periode berturut turut, bila harus pengalaman penatua maka tidak akan ada pasal itu. Kemudian kita tidak bisa hanya mengatakan bahwa pelayanan itu hanya penatua, bisa bisa penatua dibilang melayani saja sendiri, padahal pelayanan itu kolektif, seorang koordinator di kolom, tim kerja, anggota komisi, panitia, semua itu pelayanan,” tambah penatua kritis yang sedang menunggu anggota keluarga baru ini.
Penegasan ini kemudian masuk dalam hasil bidang umum dan rekomendasi ini sebagai penegasan untuk diteruskan ke Sidang Sinode Tahunan GMIM nantinya. Kegiatan konsultasi yang semuanya berwarna ungu ini berjalan dengan baik.
Konsultasi pemuda setia dengan ungu, panitia dipuji panitia konsultasi pemuda Sinode GMIM dibawah pimpinan Billy Lombok SH tuntas melaksanakan tugasnya, ditutup hari minggu pagi, pembahasan yang panjang sampai jam 6.30 pagi terlihat cukup alot namun dapat terlaksana dengan baik.
Panitia pelaksana tak putus menyediakan aneka konsumsi baik ringan maupun berat, baik pemuda, bapak bapak, ibu ibu, silih berganti melayani para peserta rapat konsultasi.
“Sudah menjadi komitmen kita bersama melayani sepenuh hati, ini semua dukungan jemaat, bapak Gubernur, pemerintah kabupaten Minahasa Selatan, dan seluruh stakeholder pemuda lintas generasi diantaranya anggota DPD RI Ir Marhanny Pua dan Bupati Minahasa Drs. Jantje Wowiling Sajouw serta Walikota Manado DR Godbless Sofcar vicky lumentut,” tukas Ketua Harian Pnt. Iwan Rumopa dan Sekretaris Pnt. Jhonly Kasenda yang juga lurah ini.
Rapat Konsultasi Pemuda Sinode GMIM ini pun kembali dipuji konsistensinya dengan keseluruhan warna ungu dalam atributnya. seluruh peserta diberikan jaket ungu, baliho semuanya berwarna ungu, bahkan panitia tidak latah dengan memasang foto panitia, ataupun dipenuhi foto lainnya.
“Salib mendominasi dan logo program pemerintah sebagai penegasan gereja yang bersinergi tapi tanpa kehilangan identitasnya,” tukas Toar Wungow SH, komando yang diserahkan kepada Ketua Umum Panitia Billy Lombok SH yang menjabat Ketua Pemuda Sinode GMIM 2005-2014 ini, memberi ketegasan pasti bahwa pemuda GMIM mendapat tempat, posisi yang pantas dengan indentitas yang jelas.
“Saya mendukung penuh bapak Gubernur lewat program OD-SK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan), dan hasilnya seluruh stakeholder pemuda GMIM bersyukur dengan kerja keras bersama, mohon maaf bila masih terdapat berbagai kekurangan, kami berupaya mereduksi kehadiran dan penampilan pribadi karena memang sudah seharusnya pemuda GMIM tampil sebagai sentral kegiatan ini, ungu untuk semua,” tutup pria low profile yang sekarang duduk di DPRD Provinsi Sulawesi Utara ini. (***/JerryPalohoon)