Manado, BeritaManado.com – Pengamat politik dan pemerintahan, Taufik Manuel Tumbelaka, memberikan apresiasi terhadap Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Langie, yang memberikan klarifikasi pemeriksaan pejabat berkaitan dengan dana hibah organisasi Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
Menurut putra bungsu Gubernur pertama Sulut ini, klarifikasi Kapolda merupakan upaya menetralisasi reaksi publik.
“Penjelasan saudara Kapolda Sulut yang kemarin saya baca di sejumlah media online, patut diapresiasi. Penjelasan seperti itu diperlukan dikarenakan saat ini telah masuk minggu-minggu politik, fase sensitif jelang hari H Pilkada serentak, maka kerap ada aksi, ada reaksi,” kata Taufik Tumbelaka kepada wartawan di Manado, Rabu (30/10/2024).
Meskipun demikian, jebolan Fisipol UGM ini, memberikan masukan kepada Kapolda Irjen Pol Roycke Langie, menyikapi dinamika dan momentum diperlukan langkah konkrit yang bisa diimplementasikan oleh jajaran kepolisian daerah.
“Ini ada momentum bagus, penjelasan saudara Kapolda Sulut yang kemarin dilakukan itu bagus sekali. Sekarang ada momentum tepat, bulan November adalah bulan politik yang sangat sensitif karena 27 November 2024 adalah hari H pemungutan suara,” tutur Tumbelaka.
“Setelah itu ada sekitar 10 hari masa rawan penghitungan suara. Dan berlanjut menunggu penetapan resmi perolehan suara dan pelantikan pasangan kepala daerah hasil Pilkada serentak,” tambah Tumbelaka.
Hal ini jadi masukan tegas Taufik Tumbelaka kepada Kapolda Sulut untuk memanfaatkan momentum melakukan evaluasi program kerja. Mencermati dan mendalami tugas utama secara ‘selektif prioritas’, mana tugas yang harus dilakukan segera.
Menurutnya, masa Pilkada serentak punya potensi kerawanan sosial, maka perlu jeli dengan kehati-hatian tinggi dalam pengambilan keputusan operasional dalam tugas.
“Pilkada serentak ini adalah tugas sangat berat. Jadi, saya berikan masukan agar Pak Kapolda fokus dulu untuk jalannya tahapan Pilkada, termasuk hari pemungutan suara nanti,” tegas Taufik Tumbelaka, putera bungsu Gubernur pertama Sulut, Frits Johanes Tumbelaka, di masa lalu merupakan tokoh belakang layar yang sukses menyelesaikan pergolakan Permesta.
Sebelumnya, Kapolda Irjen Pol Roycke Langie, menjelaskan perihal pemeriksaan danah hibah Pemprov Sulut ke GMIM. Royke membenarkan adanya pemanggilan klarifikasi kepada sejumlah pejabat.
“Saya ini cinta GMIM. Keluarga besar saya yang diprakarsai oleh kakak saya, itu sudah menunjukkan bagaimana kecintaan kepada GMIM. Kita sudah membangun gereja. Bukan cuma memberikan tanah, bangun semua fasilitas,” ungkap Roycke Langie di Mapolda Sulut, Selasa (29/10/2024).
Royke mengaku ingin menjaga GMIM dan membersihkan oknum-oknum yang diduga terlibat penyalahgunaan keuangan.
“Ini kan diduga karena ada yang melapor. Sehingga saya sampaikan kepada seluruh masyarakat, mari kita bersihkan dari oknum-oknum itu, supaya marwah GMIM menjadi lebih baik dan terjaga. Saya sangat cinta GMIM,” tegasnya.
Royke juga bilang sebagian besar keluarganya adalah warga GMIM.
Baik sebagai pendeta atau pelayan khusus (Pelsus).
“Ibu saya sampai beliau meninggal masih Pelsus,” ungkap Royke.
Menurutnya, hal ini bukan persoalan organisasi tapi oknum-oknum kotor yang harus dibersihkan.
“Jadi saya imbau kepada jemaat GMIM. Polri dalam hal ini Polda Sulut bekerja berdasarkan undang-undang, bukan berdasarkan hal lain,” tegasnya.
“Apabila ada laporan dari masyarakat ya kita harus proses dan ini sedang berproses. Saya minta jika ada informasi soal penanganan kasus dugaan korupsi ini, tolong infokan kepada kami. Saya akan lakukan ini sesuai dengan program bapak Presiden,” bebernya.
“Intinya jika tidak ada kesalahan, tidak perlu takut,” tandasnya. (Jy)