Bitung – Wakil Walikota (Wawali) Bitung, Maurits Mantiri mengatakan, adat Tulude memiliki arti menolak, mendorong atau melepaskan tahun yang lama dan merupakan ivent kalender kegiatan Pemkot Bitung bersama Ikatan Kerukunan Sanger Sitaro dan Talaud (IKSSAT) Kota Bitung.
Hal itu disampaikan Wawali saat menghadiri Ibadah Tulude di Jemaat GMIM Tasik Wangurer Wilayah Bitung VIII dan Ibadah Adat Tulude di Jemaat GMIM Nafiri Wilayah Bitung I Kelurahan Kadoodan Kecamatan Madidir akhir pekan lalu.
Untuk itu ia mengapresiasi momentum pelaksanaan Tulude di Jemaat GMIM Nafiri Wilayah Bitung I yang memiliki makna religi, didalamnya berisih tradisi budaya untuk mempersatukan seluruh etnis masyarakat Kota Bitung.
“Hal ini terlihat dari wahana kebersamaan dan persaudaraan dalam warga Jemaat GMIM Nafiri yang utuh, yang mengisyaratkan bahwa kita semua ini merupakan satu kesatuan masyarakat yang cinta persatuan,” katanya.
Ia mengharapkan masyarakat Kota Bitung tetap bersatu padu menjaga dan memelihara kerukunan hidup dengan meningkatkan rasa persaudaraan sambil bergandengan tangan membangun daerah demi kesejahteraan bersama.
“Upacara adat Tulude merupakan hajatan atau tradisi tahunan warisan leluhur masyarakat etnis Nusa Utara yang tak bisa dihilangkan dan dilupakan oleh generasi manapun dari khasana adat, tradisi dan budaya masyarakat Sangihe Talaud dan Sitaro,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Wakil Walikota (Wawali) Bitung, Maurits Mantiri mengatakan, adat Tulude memiliki arti menolak, mendorong atau melepaskan tahun yang lama dan merupakan ivent kalender kegiatan Pemkot Bitung bersama Ikatan Kerukunan Sanger Sitaro dan Talaud (IKSSAT) Kota Bitung.
Hal itu disampaikan Wawali saat menghadiri Ibadah Tulude di Jemaat GMIM Tasik Wangurer Wilayah Bitung VIII dan Ibadah Adat Tulude di Jemaat GMIM Nafiri Wilayah Bitung I Kelurahan Kadoodan Kecamatan Madidir akhir pekan lalu.
Untuk itu ia mengapresiasi momentum pelaksanaan Tulude di Jemaat GMIM Nafiri Wilayah Bitung I yang memiliki makna religi, didalamnya berisih tradisi budaya untuk mempersatukan seluruh etnis masyarakat Kota Bitung.
“Hal ini terlihat dari wahana kebersamaan dan persaudaraan dalam warga Jemaat GMIM Nafiri yang utuh, yang mengisyaratkan bahwa kita semua ini merupakan satu kesatuan masyarakat yang cinta persatuan,” katanya.
Ia mengharapkan masyarakat Kota Bitung tetap bersatu padu menjaga dan memelihara kerukunan hidup dengan meningkatkan rasa persaudaraan sambil bergandengan tangan membangun daerah demi kesejahteraan bersama.
“Upacara adat Tulude merupakan hajatan atau tradisi tahunan warisan leluhur masyarakat etnis Nusa Utara yang tak bisa dihilangkan dan dilupakan oleh generasi manapun dari khasana adat, tradisi dan budaya masyarakat Sangihe Talaud dan Sitaro,” katanya.(abinenobm)