Manado – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Manado, Syarifudin Saafa, menerima aspirasi masyarakat yang menolak kepala lingkungan alias PaLa yang dipilih pemerintah kota Manado.
“Sebaiknya hal ini dibicarakan dalam ruang paripurna, agar aspirasi warga bisa didengar dan dibicarakan secara baik-baik,” kata Syafudin Saafa ketika menerima aspirasi masyarakat Kelurahan Perkamil, Lingkungan 4, Rabu (8/2/2017).
Disisi lain masyarakat Perkamil yang tidak ingin namanya dipublis mengungkapkan kedatangan mereka secara tegas menolak Jhon Kumaat, PaLa terpilih. Penolakan warga diberikan secara tertulis kepada anggota DPRD.
“Penyelewengan Jhon Kumaat dimulai dari dana banjir sebesar Rp.3.600.000 tahun 2015 tidak terealisasikan dengan baik, dana duka 2.500.000 dipotong 300.000 tahun 2015, menagih uang pada rakyat untuk membuat pos kamling namun sampai sekarang tidak dibangun pos kamling.
Kami juga menagih uang pulsa listrik untuk bak air yang disumbangkan oleh pemerintah kota Manado namun sampai sekarang uang tidak tahu kemana, ia juga menagih uang di rumah-rumah kos dengan alasan uang domisili,” jelas mereka.
Lanjut mereka, sang kepala lingkungan Jhon Kumaat juga suka bertengkar dengan warga terlebih ibu-ibu.
“Suka menekan masyarakat untuk kerja bakti kalau tidak penerima raskin akan dikeluarkan. Mohon pertimbangan oleh pemerintah kota, kami tidak keberatan siapa saja yang dipilih asalkan bukan dia!” pungkas warga sambil menunjukkan surat penolakan yang ditandatangani 129 warga. (YohanesTumengkol)
Manado – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Manado, Syarifudin Saafa, menerima aspirasi masyarakat yang menolak kepala lingkungan alias PaLa yang dipilih pemerintah kota Manado.
“Sebaiknya hal ini dibicarakan dalam ruang paripurna, agar aspirasi warga bisa didengar dan dibicarakan secara baik-baik,” kata Syafudin Saafa ketika menerima aspirasi masyarakat Kelurahan Perkamil, Lingkungan 4, Rabu (8/2/2017).
Disisi lain masyarakat Perkamil yang tidak ingin namanya dipublis mengungkapkan kedatangan mereka secara tegas menolak Jhon Kumaat, PaLa terpilih. Penolakan warga diberikan secara tertulis kepada anggota DPRD.
“Penyelewengan Jhon Kumaat dimulai dari dana banjir sebesar Rp.3.600.000 tahun 2015 tidak terealisasikan dengan baik, dana duka 2.500.000 dipotong 300.000 tahun 2015, menagih uang pada rakyat untuk membuat pos kamling namun sampai sekarang tidak dibangun pos kamling.
Kami juga menagih uang pulsa listrik untuk bak air yang disumbangkan oleh pemerintah kota Manado namun sampai sekarang uang tidak tahu kemana, ia juga menagih uang di rumah-rumah kos dengan alasan uang domisili,” jelas mereka.
Lanjut mereka, sang kepala lingkungan Jhon Kumaat juga suka bertengkar dengan warga terlebih ibu-ibu.
“Suka menekan masyarakat untuk kerja bakti kalau tidak penerima raskin akan dikeluarkan. Mohon pertimbangan oleh pemerintah kota, kami tidak keberatan siapa saja yang dipilih asalkan bukan dia!” pungkas warga sambil menunjukkan surat penolakan yang ditandatangani 129 warga. (YohanesTumengkol)