Manado — Keteraturan peredaran bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu.
Salah satu penentuan waktu adalah penentuan awal bulan Hijriah yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal bulan Ramadlan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah salah satu tupoksinya adalah memberikan pelayanan data tanda waktu dalam penentuan awal bulan Hijriah.
Untuk itu, BMKG menyampaikan informasi Hilal saat Matahari terbenam, pada hari Kamis, tanggal 14 Juni 2018 M sebagai penentu awal bulan Syawal 1439 H.
Kota Manado, Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu titik pemantauan hilal awal Syawal di Indonesia.
Area Parkir Apartemen MTC, Megamas, Manado, merupakan lokasi yang telah digunakan sebagai lokasi pengamatan di Manado dalam beberapa tahun terakhir.
BMKG, dalam hal ini Stasiun Geofisika Manado selalu bekerja sama dengan Kantor Wilayah Agama Sulawesi Utara dalam menyelenggarakan pengamatan hilal setiap tahun.
Dalam prakteknya, Stasiun Geofisika Manado menggunakan Peralatan Teleskop Hilal dengan Merk Vixen Type Sphinx SXD-2 sebagai peralatan dalam pengamatan hilal.
Fase Bulan baru atau biasa yang kita sebut Ijtima di mana letak bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari terjadi pada Kamis, 14 Juni 2018 M pukul 03:43:13 Wita.
Waktu terbenam Matahari dan Bulan adalah pukul 17:47:06 Wita dan 18:19:23 Wita di mana terdapat selisih waktu sekitar 32 menit 17 detik yang memungkinkan adanya keteramatan hilal awal syawal 1439 H.
Tinggi Hilal dari horizon teramati (ufuk mar’i) yang terhitung adalah 6o 42’ 44” dengan jarak sudut antara pusat piringan bulan dan pusat piringan matahari sekitar 7o 48’ 19” yang menandakan bulan berada di sebelah selatan atas matahari.
Adapun tingkat keteramatan hilal yang digambarkan melalui persentase perbandingan luas piringan Bulan yang tercahayai matahari dengan luas seluruh piringan bulan (Fraksi Iluminasi) adalah sebesar 0,47%.
(***/rds)
Manado — Keteraturan peredaran bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi dengan bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu.
Salah satu penentuan waktu adalah penentuan awal bulan Hijriah yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal bulan Ramadlan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah salah satu tupoksinya adalah memberikan pelayanan data tanda waktu dalam penentuan awal bulan Hijriah.
Untuk itu, BMKG menyampaikan informasi Hilal saat Matahari terbenam, pada hari Kamis, tanggal 14 Juni 2018 M sebagai penentu awal bulan Syawal 1439 H.
Kota Manado, Sulawesi Utara, yang merupakan salah satu titik pemantauan hilal awal Syawal di Indonesia.
Area Parkir Apartemen MTC, Megamas, Manado, merupakan lokasi yang telah digunakan sebagai lokasi pengamatan di Manado dalam beberapa tahun terakhir.
BMKG, dalam hal ini Stasiun Geofisika Manado selalu bekerja sama dengan Kantor Wilayah Agama Sulawesi Utara dalam menyelenggarakan pengamatan hilal setiap tahun.
Dalam prakteknya, Stasiun Geofisika Manado menggunakan Peralatan Teleskop Hilal dengan Merk Vixen Type Sphinx SXD-2 sebagai peralatan dalam pengamatan hilal.
Fase Bulan baru atau biasa yang kita sebut Ijtima di mana letak bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari terjadi pada Kamis, 14 Juni 2018 M pukul 03:43:13 Wita.
Waktu terbenam Matahari dan Bulan adalah pukul 17:47:06 Wita dan 18:19:23 Wita di mana terdapat selisih waktu sekitar 32 menit 17 detik yang memungkinkan adanya keteramatan hilal awal syawal 1439 H.
Tinggi Hilal dari horizon teramati (ufuk mar’i) yang terhitung adalah 6o 42’ 44” dengan jarak sudut antara pusat piringan bulan dan pusat piringan matahari sekitar 7o 48’ 19” yang menandakan bulan berada di sebelah selatan atas matahari.
Adapun tingkat keteramatan hilal yang digambarkan melalui persentase perbandingan luas piringan Bulan yang tercahayai matahari dengan luas seluruh piringan bulan (Fraksi Iluminasi) adalah sebesar 0,47%.
(***/rds)