Tondano, BeritaManado.com — Senin (12/6/2023) adalah momentum istimewa bagi seluruh jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa.
Pada waktu tersebut akan dirayakan puncak rangkaian kegiatan HUT ke-192 Pekanaran Injil dan Pendidikan Kristen serta HUT ke-89 Pendidikan Kristen serta HUT ke-89 GMIM Bersimode di Stadion Maesa Tondano.
Momentum syukur tersebut bagi jemaat GMIM sendiri tidak lepas dari sejarah dan kedatangan dua misionaris Netherland Zendeling Gemoschaoe (NZG) Johann Gottlieb Schwarz dan Johan Frederik Riedel pada tahun 1831 silam.
Johann Frederik Riedel bermisi di Tondano, sementara Johann Gottlieb Schwarz menetap dan mengawali karya pelayanan di Langowan.
Pada awal misi kedua misionaris NZG tersebut, baik Schwarz dan Riedel sama-sama melakukan penyesuaian dengan kondisi masyarakat Minahasa waktu itu.
Terkait hal ini, Pdt Hani Londah STh kepada BeritaManado.com, Jumat (9/6/2023) mengatakan bahwa yang pertama dilakukan kedua misionaris tersebut adalah mempelajari bahasa dan budaya masyarakat pribumi yang masih memeluk agama suku.
“Setelah Schwarz dan Riedel mengenal bahasa dan budaya masyarakat Minahasa, maka perlahan tapi pasti Pekanaran Injil pun dimulai di tanah Minahasa,” ungkap Pdt Hani Londah.
Ditambahkannya, dari sekian banyak misionaris yang tinggal di Langowan, setidaknya ada empat Pendeta yang melayani jemaat di Langowan, yaitu Johann Gottlieb Schwarz, Abraham Obez Shcaagsma, Meidert Brouwer dan JAT Schwarz (anak dari Johann Gottlieb Schwarz).
Setelah keempat misionaris NZG tersebut, jemaat masih dilayani oleh para Pendeta yang datang dari Jerman dan Belanda, hingga pada ttahun-tahun selanjutnya sudah mulai dilayani oleh Pendeta asal Minahasa.
Pada bagian lain, euforia perayaan iman tersebut juga dirasakan Ketua Pria Kaum Bapak (P/KB) Jemaat GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan Febry Suoth.
Menurutnya, di jemaatnya tersimpan dokumen-dokumen baptisan keempat Pendeta pertama yang juga pernah melayani di Kawangkoan dan sekitarnya.
Hal itu dibenarkan Wakil Sekretaris I Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt Christiaj Luwuk MTh yang juga pernah melayani di Jemaat GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan.
Pdt Christian sedikit memberikan catatan singkat tentang sejarah perkembangan Jemaat GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan.
Menurutnya, Jemaat GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan sudah berusia hampir 200 tahun, dimana HUT ke-184 baru saja dirayakan pada 12 Mei 2020 lalu.
Itu artinya tahun 2023 ini sudah berusia 187 tahun, dimana perayaannya dirayakan secara sederhana dan dihadiri Bupati Minahasa DR Ir Royke Octavian Roring MSi IPU Asean Eng.
Adapun jemaat pertama yang dibaptis pada 12 Mei 1836 berdasarkan data yang ada yaitu Maria Dotulong, Ishak Najoan dan Enos Palar.
Tahun 1860, gereja pertama dibangun dengan bebtuk penjuru dan digunakan hingga tahun 1889.
Selanjutnya pada tahun 1890 kembali dilakukan pembangunan gedung gereja kedua.
Pada awal misi Gereja Potestan di Minahasa, pelayanan penginjilan dilakukan oleh Pendeta berkebangsaan Jerman dan Belanda.
Pdt Christian Luwuk sendiri mengatakan bahwa di jemaat yang pernah dilayaninya dahulu mempunyai koleksi dokumen baptisan dari Pdt Johann Gottlieb Schwarz dan penerusnya.
Bahkan ada sebuah foto berukuran besar dari anaknya bernama JAT Schwarz yang juga pernah melayani cukup lama di wilayah Sonder.
Hingga kini, dokumen-dokumen tersebut masih tersimpan dengan baik di Kantor Pastori Jemaay GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan.
“Jadi pada momentum tahun 2023 ini, sejarah dan perayaan syukur menjadi satu mata rantai tak terpisahkan dari awal perjalanan misi penginjilan hingga saat ini. Selamat menyongsong HUT Pekanaran Injil, Pendidikan Kristen dan GMIM Bersimode kepada seluruh warga GMIM dimana saja berada. Semoga berkat Tuhan senantiasa menyertai kehidupan kita semua,” harapnya.
Berikut ini nama-nama Pendeta berkebangsaan Jerman dan Belanda yang pernah melayani Jemaat GMIM Sion Sentrum Sendangan Kawangkoan:
1831 – 1859: Johann Gottlieb Schwarz
1860 – 1870: Abraham Obez Schaafsma
1870 – 1886: Meindert Brouwer
1886 – 1903: JAT. Schwarz
1903 – 1907: Dr. S. Schoch
1907 – 1910: M. Birkhoff
1910 – 1911: Meindert Brouwer
1911 – 1915: J. Reyes
1915 – 1923: HL. Langefoort, Vander Linder, GF. Schroder
(Frangki Wullur)