Manado, BeritaManado.com — Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) 2024 telah diumumkan bahkan beberapa kali oleh lembaga survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Akademisi Sulut Royke Pangkey mengungkapkan, pengaruh hasil survei terhadap perilaku pemilih atau pengguna hak pilih umumnya beragam, dan mereka cenderung melihat dari beberapa perspektif, seperti psikologi politik, komunikasi politik, dan sosiologi.
“Survei dapat memicu bandwagon effect, yaitu kecenderungan pemilih untuk mendukung kandidat yang terlihat unggul dalam survei,” ungkap Royke Rabu, (18/9/2024) kepada BeritaManado.com.
Pemilih yang tidak memiliki preferensi kuat atau masih ragu, cenderung memilih calon yang menurut survei populer.
Mereka cenderung ingin ikut menang dengan mendukung calon yang diperkirakan akan menang.
“Selain itu, survei juga bisa memicu underdog effect, di mana pemilih mendukung kandidat yang tertinggal dalam survei karena merasa simpati atau ingin membela yang dianggap kurang diperhitungkan,” terang Royke.
Kandidat yang terlihat lemah dalam survei kadang mendapatkan dukungan tambahan dari pemilih yang termotivasi oleh rasa keadilan atau keinginan memberi kesempatan kepada calon yang tidak diunggulkan.
Royke juga menyoroti bahwa hasil survei sangat berdampak pada pemilih yang belum memutuskan atau swing voters.
Pemilih ini sering kali mencari informasi eksternal seperti hasil survei untuk membantu mereka memutuskan pilihan. Jika survei menunjukkan kandidat tertentu memiliki popularitas tinggi, swing voters cenderung terdorong untuk mengikuti arus dominan.
Pilkada Sulut 2024 terdapat tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yakni Elly Engelbert Lasut dan Hanny Joost Pajouw (E2L-HJP), Yulius Selvanus dan Victor Mailangkay (YS-VC), serta Steven Kandouw dan Denny Tuejeh (SKDT).
Dari hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA kepada tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulut 2024 menunjukkan E2L-HJP berada di puncak hasil survei dan memimpin di angka 53,3%, di susul pasangan SK-DT 34,5%, dan terakhir YS-VC di angka 4,3%.
“Ketiga pasangan calon Gubernur dan wakil gubernur merupakan calon pemimpin yang terbaik bagi Sulawesi utara yang telah memberi diri dalam pesta demokrasi , untuk membangun Sulawesi Utara yang lebih baik ke depan,” tuturnya.
Pelak saja, hasil survei yang telah dilakukan oleh lembaga survei dapat memengaruhi strategi kampanye dari masing-masing kandidat.
Jika hasil survei menunjukkan seorang kandidat tertinggal, mereka mungkin mengubah pendekatan, isu yang diangkat, atau memperkuat kampanye nanti di wilayah tertentu.
Perubahan dinamika kampanye itu juga memengaruhi bagaimana pemilih merespon calon selama masa kampanye nantinya.
Meski begitu, masyarakat Sulawesi utara masih menantikan penetapan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulut dari KPU.
(Erdysep Dirangga)