Bitung – Hanya dalam hitungan enam bulan mantan Manager Keuangan PT Pelindo IV Kota Bitung, S berhasil menggasak uang jasa kepelabuhan senilai Rp2 sampai Rp 3 miliar. S sendiri menurut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Bitung, Bambang Eko Mintardjo SH MH memanfaatkan dengan baik peralihan system keuangan PT Pelindo untuk menggasak uang tersebut.
“S sangat piawai dalam memanipulasi laporan keuangan PT Pelindo IV Kota Bitung mengingat pada tahun 2011-2012, system keuangan PT Pelindo mengalami masa peralihan dan itu yang dimanfaatkan,” kata Mintardjo beberapa waktu lalu.
Bahkan menurut Mintardjo, jika tidak jeli maka laporan yang selama ini dipertanggungjawbkan S tidak akan kelihatan jika ada penyimpangan. Karena dirinya menggunakan system gali lubang tutup lubang agar uang jasa kepelabuhan yang telah diambil tidak katahuan.
“Misalnya dana kegiatan A digunakan untuk membiayai kegiatan B, begitupula dengan dana kegiatan lain diputar-putar sedemmikian rupa sehingga laporan tetap balance,” katanya.
Namun berkat hasil audit internal PT Pelindo, uang yang selama ini telah diambil S ketahuan, itupun harus membutuhkan waktu untuk menelusuri satu persatu aliran dana yang telah diputar-putar peruntukkanya. “Kami juga dibuat pusing ketika laporan itu diserahkan karena system yang digunakan S sangat berbeli-belit dan memang membutuhkan kesabaran untuk menelusurinya hingga ketemu,” katanya.
Alhasil dari pengembangan laporan dari tim audit internal PT Pelindo, Kejaksaan Negeri Kota Bitung berhasil menemukan ratusan kwitansi fiktif. Dengan modal kwitansi fiktif tersebut pihak Mintardjo bisa mengurai system laporan fiktif yang selama ini diterapkan S.
“Ada sekitar 15 saksi yang kita panggil dengan modal kwitansi fiktif dan hasilnya semuanya mengarah ke S. Dan S telah kita tetapkan sebagai tersangka,” katanya.
Namun sayangnya, S kini telah melarikan diri dan pihak Kejaksaan menjadikannya sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). “Ketika kasus ini mulai mencuat, S ditarik ke kantor pusat di Makassar. Namun rupanya setelah kami cek kesana, dia tidak ada. Begitupula dikediman S di Kalimantan juga telah kami cek tapi tidak ada,” katanya.(abinenobm)