Ratahan – Kelangkaan minyak tanah di Kabupaten Minahasa Tenggara mendapat sorotan dan tanggapan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mitra, Drs Kisman Halla anggota Dekab Mitra mengatakan kelangkaan minyak tanah yang menimpah daerah ini tidak lain adalah kebijakan pemerintah yang mengkonversi Minyak tanah ke Gas.
“Ini dimaksudkan pemerintah juga agar masyarakat terbiasa dengan memakai gas, dan tidak tergantung pada Minyak Tanah Karena, subsidi dari minyak tanah perlahan namun pasti akan dicabut,”katanya.
Halla juga berharap, ada tindakan pemerintah yang memberikan tanda pada minyak tanah, yang bersubsidi dan non subsidi. “Kalau minyak tanah non subsidi warnanya ungu dan kalau minyak tanah bersubsidi warnanya bening,” tukasnya.
Perbedaan warna ini, ditujukan agar masyarakat yang mampu, memakai minyak tanah yang tidak bersubsidi serta kebalikannya juga. Namu lanjutnya, kenyataan di lapangan, tidak seperti yang diharapkan. Justru banyak dari kalangan yang mampu membeli bahan bakar minyak tanah ini yang notabene bersubsidi.
“Kejadian dilapangan seperti itu, seringkali niat tulus dari pemerintah juga disalah artikan,” jelasnya. Untuk itu, instansi terkait yang menangani bidang ini diminta, harus turun lapangan dan bertindak agar supaya hal ini bisa dapat teratasi dengan baik. “Agar benar-benar masyarakat yang kurang mampu, dapat merasakan subsidi dari pemerintah” tandasnya.(har)