Kupang, BeritaManado.com – Berkunjung ke kota Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur, suasananya agak mirip dengan kota Amurang karena suhu cuacanya tidak terlalu panas seperti kota Manado.
Warga perantauan asal kawanua cukup disegani di hati masyarakat Nusa Tenggara Timur, maklum di tanah ini seorang WJ Lalamentik pernah menjadi Gubernur NTT.
“Pak Lalamentik pernah menjadi gubernur di daerah ini dan kiprah putera kawanua lainnya juga bapak Rumagit pernah menjadi Sekda, pak Manopo pernah menjabat Bupati Kupang dan jabatan jabatan bergengsi lainnya,” ujar Ketua K3 Mapalus Kupang NTT, Rentje Sakul SE, didampingi istri Vivi Palit dalam bincang bincang dengan kontributor BeritaManado.com, Hence Karamoy, Selasa (20/2/2018).
Sejak jaman dahulu putera puteri kawanua memang sangat disegani karena profesi mereka biasanya sebagai guru, pendeta, tentara dan tenaga profesi lainnya yg memang sangat dibutuhkan daerah lain di samping memang warga kawanua senang merantau dan menghadapi tantangan.
“Untuk saat ini ada Wakapolda Fiktor Manopo, anggota dewan ibu Dengah, Dir Intelkam Polda NTT Joddy Mailoor dan banyak pejabat yang beristrikan wanita asal kawanua,” tambah Ferry Mandolang sekretaris K3 Kupang.
Rukun Kawanua NTT sendiri sudah terbentuk pada tahun 1970 oleh para warga kawanua yang lebih dahulu datang di NTT dan menamakan kerukunan Maesa dengan pendiri diantaranya Wiliam Mandolang, Bapak Dengah, Bapak Nangin, Kaunang, Maramis, Manopo dan beberapa perintis lainnya.
Setelah itu pada tahun 1994 tepatnya tanggal 16 Maret mereka berganti nama menjadi Kerukunan Keluarga Kawanua Mapalus Kupang, NTT.
“Kami berupaya kerukunan ini dapat menjadi organisasi kerukunan yang bermanfaat dalam berbagai hal bagi warga asal Sulawesi Utara diantaranya saling membantu sesama warga perantauan,” tambah Rentje, tuama asal Temboan Tompaso Baru.
Berbagai kegiatan rutin dilakukan Kawanua Kupang diantara pertemuan, ibadah maupun perayaan hari hari besar lainnya sesuai situasi.
“Kami beberapa waktu lalu yakni tanggal 27 Januari 2018 telah mengadakan perayaan Natal dan dihadiri warga kawanua di NTT, serta kami mendatangkan musik bambu dan atraksi kesenian daerah dari tanah leluhur Minahasa,” tambah Jonny Wurarah SE, wakil sekretaris K3 Mapalus Kupang.
Beberapa nama yang pernah menjadi Ketua K3 Mapalus Kupang diantaranya Fery Mendolang, Sinyo Kolinug, Ferry Kuhon, Robby Rawis, Yongky Rompas, Welly Hosang dan sekarang yang belum lama terpilih Rentje Sakul, SE.
“Kerukunan berjalan cukup baik warga asal kawanua disini saling membantu,” ujar Pdt. Yongky Walangare bersama istri Agustina Makassar asal Touliang Oki, Tondano yang diiyakan rekan hamba Tuhan lainnya yakni Pdt. David Posumah dan istri Debby Karundeng, Threisye Los Karamoy, Trevy Karundeng, Nitta Kumambouw dan lainnya.
Maupus upusan, masawa sawangan, ma leos leosan wo ma tombol tombolan. Maju terus kawanua Mapalus Kupang NTT.
(***HenceKaramoy/JerryPalohoon)
Kupang, BeritaManado.com – Berkunjung ke kota Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur, suasananya agak mirip dengan kota Amurang karena suhu cuacanya tidak terlalu panas seperti kota Manado.
Warga perantauan asal kawanua cukup disegani di hati masyarakat Nusa Tenggara Timur, maklum di tanah ini seorang WJ Lalamentik pernah menjadi Gubernur NTT.
“Pak Lalamentik pernah menjadi gubernur di daerah ini dan kiprah putera kawanua lainnya juga bapak Rumagit pernah menjadi Sekda, pak Manopo pernah menjabat Bupati Kupang dan jabatan jabatan bergengsi lainnya,” ujar Ketua K3 Mapalus Kupang NTT, Rentje Sakul SE, didampingi istri Vivi Palit dalam bincang bincang dengan kontributor BeritaManado.com, Hence Karamoy, Selasa (20/2/2018).
Sejak jaman dahulu putera puteri kawanua memang sangat disegani karena profesi mereka biasanya sebagai guru, pendeta, tentara dan tenaga profesi lainnya yg memang sangat dibutuhkan daerah lain di samping memang warga kawanua senang merantau dan menghadapi tantangan.
“Untuk saat ini ada Wakapolda Fiktor Manopo, anggota dewan ibu Dengah, Dir Intelkam Polda NTT Joddy Mailoor dan banyak pejabat yang beristrikan wanita asal kawanua,” tambah Ferry Mandolang sekretaris K3 Kupang.
Rukun Kawanua NTT sendiri sudah terbentuk pada tahun 1970 oleh para warga kawanua yang lebih dahulu datang di NTT dan menamakan kerukunan Maesa dengan pendiri diantaranya Wiliam Mandolang, Bapak Dengah, Bapak Nangin, Kaunang, Maramis, Manopo dan beberapa perintis lainnya.
Setelah itu pada tahun 1994 tepatnya tanggal 16 Maret mereka berganti nama menjadi Kerukunan Keluarga Kawanua Mapalus Kupang, NTT.
“Kami berupaya kerukunan ini dapat menjadi organisasi kerukunan yang bermanfaat dalam berbagai hal bagi warga asal Sulawesi Utara diantaranya saling membantu sesama warga perantauan,” tambah Rentje, tuama asal Temboan Tompaso Baru.
Berbagai kegiatan rutin dilakukan Kawanua Kupang diantara pertemuan, ibadah maupun perayaan hari hari besar lainnya sesuai situasi.
“Kami beberapa waktu lalu yakni tanggal 27 Januari 2018 telah mengadakan perayaan Natal dan dihadiri warga kawanua di NTT, serta kami mendatangkan musik bambu dan atraksi kesenian daerah dari tanah leluhur Minahasa,” tambah Jonny Wurarah SE, wakil sekretaris K3 Mapalus Kupang.
Beberapa nama yang pernah menjadi Ketua K3 Mapalus Kupang diantaranya Fery Mendolang, Sinyo Kolinug, Ferry Kuhon, Robby Rawis, Yongky Rompas, Welly Hosang dan sekarang yang belum lama terpilih Rentje Sakul, SE.
“Kerukunan berjalan cukup baik warga asal kawanua disini saling membantu,” ujar Pdt. Yongky Walangare bersama istri Agustina Makassar asal Touliang Oki, Tondano yang diiyakan rekan hamba Tuhan lainnya yakni Pdt. David Posumah dan istri Debby Karundeng, Threisye Los Karamoy, Trevy Karundeng, Nitta Kumambouw dan lainnya.
Maupus upusan, masawa sawangan, ma leos leosan wo ma tombol tombolan. Maju terus kawanua Mapalus Kupang NTT.
(***HenceKaramoy/JerryPalohoon)